Ditjen IKMA Nilai WUB Sektor IKM Miliki Peran Penting Perkuat Perekonomian Nasional

 Ekonomi

 

Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita

JAKARTA (Tilongkabilanews.id)-Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) menilai keberadaan wirausaha baru (WUB) di sektor industri kecil dan menengah (IKM) memiliki peranan yang penting dalam memperkuat perekonomian nasional, terutama dalam perluasan kesempatan berusaha dan bekerja hingga ke pelosok daerah.

Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita mengatakan, terkait peran yang dimiliki wirausaha baru memperkuat perekonomian nasional, Ditjen IKMA punkonsisten menggelar berbagai program pelatihan untuk terus meningkatkan jumlah populasi WUB IKM.

‘’Program pelatihan itu diperuntukan baik yang baru merintis bisnis maupun yang telah menjalankan usahanya agar dapat naik kelas,’’’kata Reni dalam keterangan persnya, Rabu (4/1/2023)..

Kata Reni melanjutkan,dalam upaya peningkatan populasi wirausaha baru IKM, khususnya bagi calon wirausaha yang memiliki jiwa kewirausahaan, Ditjen IKMA pun telah melaksanakan kegiatan penumbuhan wirausaha industri melalui berbagai program. Tujuannya supaya mereka naik kelas jadi IKM yang adaptif dan inovatif.

Ditjen IKMA Kemenperin telah menyelenggarakan program penumbuhan dan pengembangan wirausaha baru berupa pelatihan atau bimbingan teknis manajemen kewirausahaan, fasilitasi perizinan berusaha (legalitas usaha), serta fasilitasi mesin atau peralatan. Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas WUB IKM, mulai dari program Santripreneur, penumbuhan wirausaha di daerah tertinggal, perbatasan, terluar dan pascabencana, hingga penumbuhan wirausaha yang bersinergi dengan kementerian dan lembaga lainnya termasuk melalui dana dekonsentrasi.

“Sampai triwulan III tahun 2022, Ditjen IKMA telah melatih sebanyak 17.763 WUB, meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 8.019 WUB. Selain itu, Ditjen IKMA memfasilitasi 6.235 WUB untuk mendapatkan legalitas usaha, atau meningkat dari tahun 2021 sebanyak 5.330 WUB,” ungkap Reni.

Tak hanya itu, Ditjen IKMA telah menggelar program Santripreneur untuk melatih wirausaha baru di 13 pondok pesantren, dengan peserta binaan sebanyak 670 santri. Sehingga total santri yang dilatih sejak tahun 2013 hingga saat ini sebanyak 10.914 santri dari 102 pondok pesantren.

“Dalam program tersebut, kami memberikan bimbingan teknis serta fasilitasi mesin atau peralatan produksi. Fasilitasi Ditjen IKMA ini diharapkan dapat mendorong wirausaha IKM di lingkungan pondok pesantren dalam upaya menciptakan lapangan kerja baru dan turut mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional,” paparnya.

Lanjut Reni, Ditjen IKMA juga fokus mendorong wirausaha yang telah menjalankan bisnisnya agar terus tumbuh dan berkembang melalui program akselerasi bisnis teknologi. Hal ini sejalan dengan program Making Indonesia 4.0 melalui penumbuhan dan pengembangan IKM startup berbasis teknologi, yaitu wirausaha (enterpreneurship) yang mengedepankan inovasi produk dan pemanfaatan teknologi dalam proses bisnisnya. (Lili)

 

banner 468x60

Author: 

Related Posts

Comments are closed.