JAKARTA,(Tilongkabilanews.id) –Sosok pegusaha yang satu ini sudah tidak asing lagi namanya dikenal baik dan familiar di kalangan pelaku bisnis maupun industri. Demikian juga pria yang bernama Benny Soetrisno sangat familiar dan dikenal pula oleh pejabat di intansi pemerintahan,baik Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan dan wartawan, sebagai sosok pengusaha yang ramah dan mau diajak diskusi.
Benny Soetrino sebagai Direktur Utama PT Apac Inti Corpora perusahaan yang bergerak di industri tekstil dan produk tekstil(TPT) di Unggaran, Semarang, Jawa Tengah ternyata menjadi sosok dalam mendorong sukses dan jayanya industri mebel dan kerajinan di tanah air.
Selain berkecimpung di industri TPT di tanah, Benny Soetrisno sendiri dikenal sebagai Komisaris di PT Asia Pacific Investama Tbk, PT Inti Sukses Garmindo, PT Panca Prima Maju Bersama, PT Pan Brothers Tbk, dan PT Sarana Tirta Ungaran.
Benny Soetrisno selain disisbukkan dibidang bisnis industrinya, dia pun aktif ikut berperan dalam organisasi bisnis. Diantaraya menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia dan pernah memimpin Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API).
Benny Soetrisno, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Gabungan Perusahaan Eksportir Indonesia (GPEI) begitu menaruh perhatian dan peduli terhadap peningkatan lapangan kerja di sektor industri. Adapun perhatian dan kepedulian terhadap peningkatan lapangan kerja ini tidak terlepas dari pengalaman panjangnya di berbagai perusahaan dan organisasi industri, Hal ini telah menjadikan dia sebagai sosok pengusaha yang memiliki wawasan luas tentang bagaimana industri dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Dengan mengusung filosofi “Never Give Up – Ora et Labora,” Benny percaya bahwa orang yang bekerja akan merasa lebih tenang dan produktif.
‘’Industri yang mampu menyerap banyak tenaga kerja, seperti industri TPTdan permebelan dan kerajinan, menjadi fokus perhatian saya. Kedua industri yang termasuk industri padat karya yang hampir semua bahan bakunya bisa didapat di dalam negeri dan membutuhkan kreativitas yang tidak terbatas,” kata Pembina HIMKI ini dalam percakapan dengan Tilongkabilanews.id Sabtu (3/8/2024) pagi.
Menurut Benny lebih lanjut, agar industri padat karya di tanah air ini bisa berkembang dan maju serta memiliki daya saing kuat, tentu industri tersebut perlu didukung oleh peralatan, teknologi, dan mesin yang harus terus diperbarui. Karenaitu,keuntungan yang diperoleh dari hasil penjual penjualan produknya itu, janga sampai hanya dinikmati tanpa diinvestasikan kembali untuk memodernisasi mesin agar tidak tertinggal dari perkembangan teknologi.
‘’Perlu saya ingatkan juga para pelaku industri itu, selain melakukan modernisasi mesin di industrinya,juga perlu juga memperhatikan peningkatan keterampilan pekerja. Bahkan peningkatan keterampilan pekerja ini harus menjadi perhatian utama para pelaku industri,’’tutur Benny Soetrisno.
Sementara terkait kepedulaian dia terhadap industri mebel dan kerajinan nasional tidak terlepas lepas dari pengaruh Sang Maestro industri mebel dan kerajinan di Indonesia,yang saat ini sebagai Ketua Umum DPP Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur. Selain Abdul Sobur yang mempengaruhi, ada juga sosok lain, yaitu Sang Pionir dan tokoh industri mebel dan kerajinan di Indonesia, Ir Soenoto yang juga ikut mempengaruhi Benny Soetrisno untuk peduli terhadap industri mebel dan kerajinan di Indonesia itu.
“Saya peduli dengan industri ini sejak bergaul dengan Pak Sobur dan Pak Soenoto. Mereka memberikan inspirasi besar bagi saya,” kata Benny.
Benny Soetrino mengungkapkan, dimasa dia menjabat sebagai staf ahli di Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, industri mebel dan kerajinan mendapatkan banyak kemudahan. Namun semenjak dirinya tidak lagi menjabat staf ahli tersebut segala kemudahan yang pernah dirasakan oleh pelaku industri mebel dan kerajinan tidak pernah mereka dapatkan lagi. Bahkan sebaliknya,yaitu bukan kemudahan yang didapat,melainkan berbagai tantangan yang mesti dihadapi para pelaku industri mebel dan kerajinan di dalam negeri tersebut.
Terkait kondisi yang membelenggu industri mebel dan kerajinan saat ini, Benny pun berharap bisa kembali lagi seperti masa dia menjabat staf ahli, yaitu pemerintah memberikan kemudahan dan dukungan penuh untuk industri tersebut.
Pada kesempatan itu Benny pun mengemukakan agar pelaku industri, termasuk industri mebel dan kerajinan terkait adanya kebijakan atau regulasi pemerintah yang membingungkan dan dinilai dapat merugikan kegiatan bisnisnya itu.
Benny mengatakan. solusi terbaik untuk menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi industri terkait adanya regulasi pemerintah yang dinilai membingunkan dan merugikan itu, yaitu perlu digelarnya diskusi kelompok terfokus (FGD). Tujuammya digelar FGD itu yattu untuk meninjau ulang peraturan-peraturan yang ada.
“Saya berpendapat,peraturan yang dinilai tidak penting harus dibuang, sementara yang masih relevan dipertahankan dan jika perlu, ditambahkan peraturan baru agar semakin baik,” tegas Benny.
Menurut dia, seorang pemimpin yang baik adalah yang mampu memberikan lapangan kerja kepada rakyatnya.
Benny juga mengingatkan pentingnya mengatur pengeluaran agar tidak melebihi pemasukan dan mau menabung. Ia mengutip Al-Quran surat Yusuf yang menjelaskan tentang prinsip pengelolaan sumber daya yang bijak: “Kalau panen, sepertiga dimakan, sepertiga lagi ditanam, dan sepertiganya lagi disimpan,” ungkapnya.
Benny menjelaskan, penggalan ayat dari QS Yusuf tersebut mengajarkan pentingnya pembagian hasil yang bijaksana. Sepertiga dimakan berarti hasil kerja yang dinikmati langsung sebagai kebutuhan hidup sehari-hari. Sepertiga lagi ditanam, bermakna pentingnya reinvestasi atau penanaman kembali sebagian hasil untuk keberlanjutan usaha.
Sementara sepertiga yang disimpan, menekankan pentingnya memiliki cadangan atau tabungan untuk menghadapi masa sulit atau kebutuhan mendesak di masa depan.
Prinsip ini,ujar pria yang gemar makan sate kambing ini sangat relevan dalam pengelolaan industri, dimana penghasilan tidak hanya harus dihabiskan untuk dinikmati, melainkan diinvestasikan kembali untuk pengembangan teknologi dan disimpan sebagai modal cadangan.
Karena itu, Benny pun percaya bahwa industri besar harus berbagi dengan industri kelas menengah dan kecil. Maksudnya industri yang besar, kalua sudah menemukan pasar yang baik jangan terus-terusan memperbesar produksi sendiri,melaikan mereka harus mau mengajak yang menengah, dan industri menengah ini bisa melibatkan industri kecil.
‘’Jadi dengan prinsip seperti itu semua dapat pekerjaan,” kata Benny.
Dengan pengalaman, kepedulian, dan filosofi hidup yang kuat, Benny Soetrisno terus berupaya membangun dan mengembangkan industri permebelan dan kerajinan di Indonesia. Perjalanannya memberikan inspirasi bahwa dengan kolaborasi, kebijakan yang tepat, dan pengelolaan yang bijak, industri ini bisa menjadi tulang punggung perekonomian yang memberikan manfaat luas bagi masyarakat. ( Lili)