JAKARTA(Tilongkabilanews.id)-HIMKI(Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia) berkeinginan mencetak eksportir baru bagi pelaku pelaku industri di sektor furnitur dan kerajinan yang selama ini menjadi kekuatan ekonomi Indonesia. Keinginan HIMKI itu sendiri diwujudkan melalui program HIMKI Academy. Alasan HIMKI menggelar program HIMKI Academy ini sebagai jembatan untuk mewujudkan mimpi para eksportir baru dibidang furnitur dan kerajinan tersebut, sehingg produknya bisa menebus pasar global .
‘’Untuk itu,melalui program HIMKI Academy ini sebuah program edukasi non-formal yang memberikan pengetahuan nyata soal ekspor bagi eksportir baru yang bergerak dibidang furnitur dan kerajinan. Pengetahuan nyata soal ekspor ini menjadi senjata penting bagi mereka dalam menjalani bisnisnya,’’ujar Wakil Ketua Umum Bidang Keuangan DPP HIMKI, yang juga menjadi salah satu fasilitator utama dalam Program HIMKI Academy. Veronika R. Anggraini, dalam keterangan persnya, Rabu (16/7/2025)
Veronika mengatakan lebih lanjut, HIMKI Academy ini lahir dari keresahan dan harapan para pelaku industri furnitur dan kerajinan nnasional dalam menyikapi kondisi pasar saat ini
Menurut Veronika, HIMKI Academy hadir bukan hanya sebagai pelatihan teknis, tapi juga sebagai gerakan bersama untuk memperluas pasar ekspor ke wilayah non-tradisional.
“Selama ini kita selalu bicara soal Amerika, Eropa, Jepang. Tapi dunia lebih luas dari itu. Potensi pasar itu sangat besar, dan kita harus berani menjangkaunya,” tegas Veronika.
HIMKI Academy ucap Veronika berbeda dengan program lainnya. Karena dalam penyelenggaraan HIMKI Academy ini lebih menekankan pada acarapendekatannya. Maksudnya HIMKI Academy ini bukan kelas teoritis yang kering dan sulit dicerna. Program ini diisi langsung oleh para ahli sekaligus praktisi yang sudah paham seluk beluknya dalam penanganan ekspor yang turun langsung memberikan pelatihan
Dalam kegiatan HIMKI Academy ini, Veronika memberikan pelatihannya tidak sendiri, melainkan dilakukan bersama Wakil Ketua Umum HIMKI Bambang Wijaya dan pengajar lain seperti Regina Kindangen .
“Kami semua fasilitator sekaligus trainer, mengajar sesuai bidang kami masing-masing. Ini yang membuat peserta merasa pelatihan ini lebih nyata, lebih membumi,” tutur Veronika.
Kata Veronika, gagasan mengenai program HIMKI Academy sebenarnya bukan hal baru. Tapi baru pada titik inisiasi yang kuat dari internal DPP HIMKI, program ini benar-benar terwujud.
Veronika mengakui, ide ini sudah lama muncul dalam berbagai diskusi internal. Namun, langkah konkret dimulai ketika Wakil Ketua Umum HIMKI mendorong penuh pendirian akademi ini.
“Pak Bambang bilang: ‘Yuk, kita buat HIMKI Academy’ dan dari sanalah semuanya mulai bergerak.” Ucap Veronika.
Dalam penyelenggaraannya, HIMKI Academy menggandeng Bank Indonesia (BI) sebagai mitra pertama. Alasan digandeng BI, menurut Veronika, bukan hanya lembaga keuangan, tetapi juga punya jaringan pembinaan UMKM yang luas di berbagai daerah.
“Kami ingin CSR dari perusahaan-perusahaan besar seperti Bank Indonesia bisa lebih terasa dampaknya. Salah satunya lewat kerja sama seperti ini,”ucapVeronika,
Dia percaya, kolaborasi ini akan menjadi kunci keberlanjutan HIMKI Academy. Ke depan, HIMKI membuka diri untuk kerja sama dengan BUMN atau pihak swasta lain, termasuk Pertamina dan Bank Mandiri, yang memiliki program pembinaan serupa.
“Semakin banyak yang terlibat, semakin besar pula dampaknya. Karena mimpi besar ini tidak bisa dikerjakan sendiri.”ujar Veronika.
Sementara para peserta yang bergabung dalam program HIMKI Academy tersebut dari berbagai penjuru tanah air; Ada yang datang dari Jawa, Sumatra, bahkan hingga pelosok Kalimantan.
Mereka bukan sekadar mengikuti pelatihan daring, tetapi hadir membawa mimpi besar untuk bisa menembus pasar global lewat produk furnitur dan kerajinan yang selama ini mereka hasilkan dengan sepenuh hati.
Kata Veronika, antusiasme peserta dalam mengikuti HIMKI Academy menjadi bukti bahwa inisiatif ini menjawab kebutuhan yang nyata. Dari 31 peserta yang terpilih, seluruhnya merupakan pelaku industri dengan skala usaha yang sudah dikurasi.
“Kami tidak bisa ambil semua yang mendaftar. Terlalu mikro pun tidak kami gabungkan, karena akan terjadi ketimpangan. Kami atur agar kelasnya seimbang,” ujar Veronika
Veronika mengemukakan, target utama dari pelatihan ini bukan hanya transfer ilmu. Lebih dari itu, HIMKI berkomitmen menghubungkan para peserta dengan buyer internasional lewat jaringan seperti Indonesian Design Promotion Center (IDPC). Harapannya jelas: tercipta koneksi bisnis riil yang membuka peluang ekspor konkret.
“Kami fasilitasi business matching, agar mereka benar-benar bisa masuk ke pasar luar negeri,” tutur Veronika.
Tentu, masih banyak tantangan ke depan. Tapi Veronika tidak kehilangan optimisme. Ia bahkan bermimpi HIMKI Academy kelak punya ruang pelatihan permanen di pusat kota, lengkap dengan fasilitas modern dan jaringan mitra global. “Kami ingin punya kampus sendiri, mungkin di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta supaya pelatihan ini bisa terus berlanjut dan meluas.”ucap Veronika
Di ujung percakapan, Veronika menyampaikan satu hal yang menjadi semangat utama HIMKI Academy:
“Meski industri saat ini menghadapi banyak tantangan, tapi data menunjukkan bahwa pertumbuhan tahunan kita masih stabil. Itu artinya, peluang tetap terbuka lebar, selama kita terus belajar dan mau bergerak. Adapun program HIMKI Academy adalah langkah kecil, tapi penting, menuju gerbang dunia yang lebih luas,’’pungkas Veronika. (Lili)