Pada Musda III, Hayanta Dipercaya Kembali untuk Pimpin DPD HIMKI Solo Raya Masa Bakti 2025-2028

Ketua DPD HIMKI Solo Raya masa bakti 2025-2028, Haryanta pada Musda III DPD HIMKI setempat saat menerima bendera orgnisasi yang digelar di Hotel Mercure Solo Baru, Selasa, 21 Oktober 2025.

 

Ketua DPD HIMKI Solo Raya masa bakti 2025-2028, Haryanta pada Musda III DPD HIMKI setempat saat menerima bendera orgnisasi yang digelar di Hotel Mercure Solo Baru, Selasa, 21 Oktober 2025.

SOLO (Tilongkabilanews.id)—Bagi pelaku industri mebel dan kerajinan di sekitar daerah Solo Raya, sosok Haryanta yang juga pelaku bisnis yang sama dinilai tidak asing bagi mereka. Bahkan sosok Haryanta yang dipercaya sebagai Ketua DPD HIMKI (Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan ) Solo Raya pada priode sebelumnya, kini para anggota DPD HIMKI setempat pun sepakat untuk mempercayakan kembali pucuk pimpinan HIMKI di Solo Raya kepada Haryanta priode masa bakti 2025 – 2028.

Bacaan Lainnya

Terpilihnya kembali Haryanta selaku Ketua DPD HIMKI Solo untuk  masa bakti 2025-2028 itu pada Musda  III DPD HIMKI Solo Raya yang digelar di Hotel Mercure Solo Baru, Selasa, 21 Oktober 2025.

Pada sambutan perdananya, Haryanto mengemukakan agar roda organisasi DPD HIMKI  Solo Raya yang dipimpinnya itu efektif, pihaknya bersama para pengurus

minta dukungan dari semua pihak sehingga organisasi ini lebih baik lagi ke depannya. ‘’Kami siap menerima saran dan kritik dari rekan-rekan semuanya,’’ujar Haryanta.

Selanjutnya, Haryanta menyampaikan pandangannya, di tengah berbagai tantangan ekonomi global, Indonesia justru memiliki peluang strategis yang patut disyukuri. Peluang tersebut hadir melalui penandatanganan dua perjanjian penting, yakni IEU-CEPA (Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement) dan ICA-CEPA (Indonesia–Canada CEPA).

Menurut Haryanta, kedua perjanjian ini membuka akses baru ke pasar Eropa dan Kanada, sekaligus menjadi penyeimbang dominasi pasar Amerika Serikat.

“Dengan adanya kerja sama ini, kami berharap ekspor produk mebel dan kerajinan Indonesia dapat meningkat ke pasar-pasar potensial lainnya,” ujarnya.

Menurut Haryanta, IEU-CEPA akan efektif berlaku pada kuartal pertama tahun 2027, di mana produk mebel dan kerajinan Indonesia akan memperoleh preferensi tarif menuju 0% secara bertahap sesuai jadwal penurunan tarif yang telah disepakati.

Sementara itu, dalam ICA-CEPA, produk mebel dan kerajinan akan langsung mendapatkan tarif 0% begitu perjanjian tersebut mulai berlaku. Namun demikian, ia menegaskan  untuk dapat memanfaatkan fasilitas tarif tersebut, para pelaku industri perlu memenuhi berbagai persyaratan tambahan, terutama terkait standar keberlanjutan dan produk ramah lingkungan (sustainable products) yang menjadi prioritas di kedua pasar tersebut

Haryanta juga menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Pemerintah Indonesia, khususnya kepada kementerian terkait dan para negosiator, atas kerja kerasnya merampungkan kedua perjanjian strategis tersebut.

 ‘’Adanya dukungan dan komitmen pemerintah ini menjadi modal penting  dalam memperkuat daya saing industri mebel dan kerajinan nasional agar mampu bersaing di pasar global,’’imbuh Haryanta.

Dengan Musda ini Haryanta akan membentuk kepengurusan baru yang memiliki integritas, kompetensi, dan profesionalisme tinggi dalam menjalankan amanah organisasi.

“Mari kita jadikan Musda ini sebagai momentum untuk memperkuat komitmen, mempererat kolaborasi, dan meneguhkan langkah bersama dalam membangun industri mebel dan kerajinan yang tangguh, berdaya saing, dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Pasar dalam negeri

Dalam sambutan Musda,  Wakil Ketua Umum HIMKI Bidang Organisasi dan Hubungan Antar Lembaga, Heru Prasetyo,menegaskan, Solo masih menjadi sumbu penting dalam industri mebel dan kerajinan nasional.

Pembukaan Musda III DPD HIMKI Solo Raya yang digelar di Hotel Mercure Solo Baru, Selasa, 21 Oktober 2025.

Menurutnya, sejarah panjang industri di kawasan ini telah membentuk fondasi kuat bagi pertumbuhan sektor mebel dan kerajinan Indonesia. 

Dalam kesempatan tersebut, Heru juga mengulas kembali sejarah berdirinya HIMKI yang merupakan hasil penggabungan dua asosiasi besar, yakni AMKRI (Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia) dan Asmindo (Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia) pada tahun 2016.

 “Penyatuan dua asosiasi ini menjadi tonggak penting bagi konsolidasi kekuatan industri mebel dan kerajinan nasional,” ujarnya.

Heru turut menyinggung tantangan eksternal yang dihadapi industri, salah satunya adalah kenaikan tarif impor yang diberlakukan oleh Pemerintahan Donald Trump. Kebijakan tersebut, katanya, sempat memberikan tekanan signifikan terhadap ekspor produk mebel dan kerajinan Indonesia, khususnya ke pasar Amerika Serikat. 

Namun di sisi lain, situasi ini juga menjadi pemicu bagi pelaku industri untuk memperluas pasar ke wilayah lain, termasuk Eropa, Kanada, dan Asia, melalui berbagai perjanjian perdagangan internasional yang kini tengah berjalan.

Dalam konteks promosi dan perluasan pasar, Heru menyampaikan Kementerian Perdagangan mendorong HIMKI untuk berpartisipasi lebih besar dalam ajang Trade Expo Indonesia (TEI), bahkan kalau bisa menempati satu hingga dua hall pameran. Ia berharap langkah ini dapat meningkatkan eksposur produk mebel dan kerajinan Indonesia di pasar global. 

Selain itu, ia juga mengajak Pemerintah Daerah Sukoharjo untuk lebih maksimal berpartisipasi dalam pameran IFEX (Indonesia International Furniture Expo) yang merupakan kerja sama antara HIMKI dan Dyandra Promosindo. 

“Partisipasi daerah sangat penting untuk menunjukkan potensi lokal dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama di industri mebel dunia,” tambahnya.

Heru juga menyoroti peluang besar dalam pengadaan barang pemerintah yang seharusnya dapat diisi oleh para pelaku industri mebel dan kerajinan di wilayah Solo Raya.

Ia menekankan pentingnya memaksimalkan kesempatan ini, mengingat nilai pengadaan barang secara nasional untuk sektor mebel dan kerajinan mencapai sekitar Rp4 triliun. 

“Mari kita manfaatkan peluang ini dengan sebaik-baiknya agar produk-produk karya anak bangsa bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” pungkasnya. (Lili).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *