Mampu Puaskan Buyer Setianya Melalui Kualitas Produk dan Servis, CV Caca Sulivan  Semakin Eksis di Bisnis Furnitur dan Interior

 Ekonomi

 

Direktur sekaligus pemilik CV Caca Sulivan, perusahaan industri pembuatan mebel dan interior dan bangunan yang berlokasi ci Cirebon, , Muhammad Henry Sulivan berserta isteri

CIREBON(Tilongkabilanews.id) – Service atau pelayanan yang berkualitas sangat berpengaruh terhadap kesetiaan pelanggan untuk selalu memberikan order atau memesan suatu produk yang dibuat oleh pelaku usaha. Namun tidak kalah menarik juga adalah faktor harga dan kualitas produk serta desain yang unik atau berbeda daripada produk yang dibuat pihak  persuahaan lain pun ikut menjadi penentu keberlanjutan dalam suatu bisnis.

Prinsip seperti itu yang menjadi kata kunci yang dipegang oleh salah seorang pengusaha industri pembuatan furniture, interior dan bangunan di Cirebon, Jawa Barat, Muhammad Henry Sulivan melalui perusahaan miliknya sendiri, yaitu CV Caca Sulivan.

Henry Sulivan sebelum terjun di bisnis industri  furniture, interior dan bangunan pernah menimba pengalaman kerja di Hard Rock Caffe di Melbourne, Australia. Setelah merasa puas kerja di perusahaan orang lain di Benua Kngguru itu, pria yang hobi olah raga basket dan musik tersebut akhirnya memutuskan untuk pulang kampung ikut mengelola perusahaan ayahnya, yaitu CV Inti Intan, perusahaan yang bergerak di bidang supplier natural rattan ke perusahaan-perusahaan mebel dan kerajianan berbahan rotan yang ada di Cirebon.

Semenjak Henry Sulivan ikut mengelola perusahaan CV Intan yang dirintis ayahnya, perusahaan tersebut pun mengembangkan bisnisnya ke produk jadi, yaitu furnitur dan interior serta bangunan.

Ini salah satu produkfurnitur berupa tempat tidur berbahan rotan dan material lainnya yang dibuat CV Caca Sulivan

Walaupun perusahaan generasi pertama yaitu CV Inti Intan yang didirikan ayahnya sampai saat ini masih tetap eksis dikelola oleh ayahnya, tetapi jiwa naluri bisnis yang ada dalam diri Henry Sulivan mendorong untuk mandiri dengan mendirikan perusahaan sendiri yang diberi nama CV Caca Sulivan.

Dalam menjalankan usahanya, Henry Sulivan memilih keyakinan bahwa dengan mengutamakan service terbaik dan produk berkualitas serta harga jual produk yang kompetitif itu  yang menjadi pilihan dalam bisnis, yaitu semata-mata agar tetap eksis bertahan dalam bisnis di industri pembuatan produk mebel dan kerajinan yang dikelolanya tu.

‘’Kalau dalam pembuatan produk, baik furniture atau interior perusahaan yang ada di Cirebon maupun daerah lainnya pada umumnya mereka bisa membuatnya. Tetapi soal kualitas service dan harga jual produk tentu berbeba satu sama lainnya. Sercive yang kita berikan kepada klien atau pelanggan itu, saat memperlakukan mereka mulai dari  menerima order, memberikan informasi terkait progress pengerjaan produk, pengiriman produk  hingga pasca transaksi selesai. Kita usahakan berikan servce itu yang berkualitas, sehingga buyer pun meraasa puas. Demikian juga terkait kualitas produk dan desain yang unik juga harus tetap diperhatikan dengan baik,’’ beber pria penyuka warna favoritnnya  biru  itu menjelaskan.

Henry Sulivan dalam menjalankan bisnisnya dengan prinsisp seperti itu sesuai dengan filosofi atau moto hidupnya yang selalu dipeggang teguh. Adapun filosofi  atau moto hidupnya itu, yaitu ‘’Bekerja Keras dan Smart dan Berbuat Baik serta jangan Pelit dengan Ilmu’’ telah menghantar dirinya dan perusahaanya CV Caca Sulivan tetap eksis dalam menjalankan kegiatan usahanya hingga saat ini.

Bukti dalam memegang filosofi hidup seperti itu, kini produk furniture dan interior yang dibuat CV Caca Sulivan ini bukan hanya digemari buyer dari dalam negeri saja, tetapi tembus pasar ekspor. Adapun produk furniture dan interiornya diekspor ke Asutralia, Jerman dan Prancis dengan volume ekspor rata-rata dua hingga tiga kontainer ke setiap negara dalam setiap bulannya. Jumlah ekspor seperti itupun tergantung dengan kondisi pereknomian di negara tujuan ekspor itu sendiri.

‘’Produk furniture dan interior yang buat CV Caca Sulivan merupakan costom project atau pesan dari klien, baik untuk ekspor maupun domestik. Saat ini pangsa pasar kami lebih besar di dalam negeri, yaitu mencapai 80 hingga 85 persen, sementara sisanya untuk ekspor, yaitu 15-20 persen saja,’’ jelas Henry.

Ini produk furniture kursi berikut meja yang dibuat dan didesaian CV Caca Sulivan

Pada kesempatan itu Henry mengungkapkan, dirinya mendapatkan berkah ketika di masa wabah Covid 19 melanda dunia. Berkah yang dimaksudnya, CV Caca Sulivan mendapatkan order dari pelanggan setianya di luar negeri untuk dibuatkan produk furniture  maupun interior dengan nilai transaksi yang cukup fantastis.

Sementara mengenai bahan baku yang digunakan, yaitu berupa rotan kayu, metal dan bahan baku lainnya, ucap Henry, dirinya selama ini tidak mengalami masalah atau kendala, yaitu di dapat dari supplier  di dalam negeri.

‘’Karena perusahaan saya ini bukan perusahaan besar, jadi bahan baku seperti rotan, kayu dan metal serta bahan lainnya dibeli di dalam negeri, bukan impor. Jika ada order besar, saya baru beli kayu log atau kayu bulat dalam jumlah banyak,’’ tuturnya.

Ketika ditanyakan terkait sumber dana yang dipergunakan untuk kegiatan operasional industrinya, Henry Sulivan menyebutkan, dirinya menggunakan dana pribadi dan juga perbankan. Selain itu juga ada investor yang ikut membiayai dalam suatu project costom pembuatan furniture maupun interior.

Dijelaskan Henry, ketertarikan investor mau gabung membiayainya itu dikaenakan projeknya jelas dan mekanisme bagi hasil keuntungannya pun terbuka. Adapun costom projek yang selama ini dikerjakan itu, diantaranya pembuatan furniture maupun interior untuk hotel dan coffe shop.

‘’Karena costom projectnya jelas dan pembagian keuntungan pun jelas juga, investor pun trtarik dan sepakat untuk membiayai proyek tersebut. Adapun investor yang menjalin kerjasama dengan CV Caca Sulivan ini  berasal dari investor dalam negeri’’ tuturnya.

Di akhir perbincangannya,Henry Sulivan mengungkapkan, jika industri mebel dan kerajinan di Indonesia ini  menjadi kuat dan produknya memiliki daya saing tinggi, semestinya melakukan upaya yang tidak monoton.

Dikatakan monoton, karena selama ini pengusaha industri mebel dan kerajinan di dalam negeri pada umumnya hanya mengandalkan order yang datang. Padahal seharusnya melakukan gebrakan dengan melakukan jemput bola, sehingga perusahaan industri tersebut tetap eksis dan berkembang lebih maju lagi.

‘’Misalnya kita bersama-sama diantara para pelaku bisnis membuat toko atau show room di luar negeri, sehingga produk yang kita buat bisa dikenal dan diminati pembeli di luar negeri yang menjadi target dalam pemasaran,’’ kata dia.

Contohnya, perusahaan asing, sebelum mereka membuat industri di Indonesia, mereka itu awalnya sebagai trader di negara asalnya. Tetapi mereka terus mengikuti pergerakan bisnis di bidang pembuatan mebel dan kerajinan di Indonesia, yang mana produk yang dibuatnya itu untuk diekspor ke negaranya dan negara lain. Tentu hal ini menjadi pesaing bagi industri mebel dan kerajinan milik  pengusaha pribumi di Indonesia. (Lili)

 

banner 468x60

Author: 

Related Posts