LIMBOTO(Tilongkabilanews.id) – International Coconut Community (ICC) menilai produktivitas kelapa Indonesia semakin jauh tertinggal oleh Vietnam, Malaysia, dan India. Rata-rata produktivitas ketiga negara tersebut mencapai 10 ribu butir kelapa perhektar pertahun, sedangkan Indonesia hanya empat ribuan.
“Oleh karena itu saya harap luas kebun kelapa di Indonesia tidak turun lagi, karena akan berdampak pada penurunan produktivitas. Sementara luas lahan kebun kelapa di Indonesia sekitar 3,3 juta hektar dengan jumlah petani sebanyak enam juta. Ini berarti rata-rata kepemilikan lahan yang dimiliki petani kelapa di Indonesia hanya 0,5 hektar, itu sedikit sekali,” ujar Sementara Direktur Eksekutif International Coconut Community (ICC), Jelfina Alouw di acara World Coconut Day di Ruang Madani Lantai II Kantor Bupati Gorontalo, Jumat (22/9/2023).
Lebih lanjut Jelfina menuturkan untuk meningkatkan kapasitas petani kelapa di Indonesia,pihak ICC siap untuk membantu dan memfasilitasi untuk pelaksanaan pelatihan dalam rangka transfer teknologi dan informasi kepada petani kelapa Indonesia.
Sementara di event yang sama Pemerintah Daerah Penghasil Kelapa (Kopek) menggelar Rakernas Kopek II. Alasan digelarnta Rakernas Kopek itu dalam merumuskan gagasan, ide dan kebijakan dalam mengembangkan perkelapaan di tanah air, khususnya di daerah kabupaten penghasil kelapa.
‘’Rakernas Kopek II ini merupakan rangkaian dari kegiatan World Coconut Day atau Hari Kelapa Sedunia yang berlangsung di Kabupaten Gorontalo dari 21 hingga 25 September 2023,’’ujar Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo yang juga Ketua Kopek saat membuka kegiatan Rakernas Kopek tersebut.
Tujuan digelarnya Rakernas Kopek II ini, kata Nelson untuk menyusun program kerja Kopek dua tahun ke depan, merumuskan regulasi dan kebijakan, serta melahirkan road map pengembangan kelapa di Indonesia.
Kata Nelson, adapun mengenai hadirnya seluruh lapisan penggerak industri kelapa pada event WCD adalah bukti komitmen bersama untuk memanfaatkan potensi sesungguhnya dari industri kelapa.
‘’ Kita sebagai daerah penghasil kelapa perlu memperkuat komitmen bersama untuk mengembangkan perkelapaan di tanah air. Karena kelapa adalah pohon kehidupan yang begitu banyak manfaatnya, mulai dari akar sampai dengan daunnya. Demikian juga perkembangan kelapa sendiri bisa kita lihat dari sisi ekonomi, ekologi dan estetika,” imbuh Nelson. (Rg).