HOCHIMIN CITY (Tilongkabilanews.id)- Binh Duong Furniture Association (BIFA) sebuah organisasi profesional nirlaba di Vietnam mengajak HIMKI (Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia untuk menjalin kerjasama menggarap pengembangan industri furniture kedua negara.
Ajakan kerjasama itu disampaikan langsung Presiden BIFA, Mr. Nguyen Liem ketika menyambut kedatangan delegasi HIMKI yang melakukan kunjungan ke kantor pusat BIFA di 26 Đại lộ Bình Dương, Phú Hoà, Thủ Dầu Một, Bình Dương, lantai 11, Rabu (28/8/2024).
‘’HIMKI sendiri menyambut baik adanya ajakan Kerjasama dari BIFA untuk menggarap pengembangan industri furniture kedua negara seperti yang awal pembicarakan sebelum mulai acara. Untuk itu, akan ada langkah selanjutnya dari HIMKI untuk menindaklanjuiti pertemuan hari ini,’’ujar Ketua Bidang Hubungan antar Lembaga Internasional Martunus Fahrizal ,yang mewakili Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur dalam keterangan resmi HIMKI yang diterima Redakasi Tilongkabilanews.id. Rabu (28/8/2024)/
Bagi HIMKI, lanjut Martunus, kerjasama dengan BIFA tentu sangat penting. Alasannya BIFA merupakan organisasi yang solid dan sangat berpengaruh. ‘’Untuk itu, HIMKI menyambut baik kerjasama tersebut,’’tegas Martunus.
Sementara Presiden BIFA, Mr. Nguyen pada pertemuan dengan delegasi HIMKI menyampaikan data perkembangan industri furnitur Vietnam akhir-akhir ini yang terus mengalami pertumbuhan.
Karena itu, Mr. Liem menyampaikan harapannya untuk menjalin komunikasi secara lebih dekat dengan HIMKI sebagai bagian dari ekosistem industri kayu hilir agar industri kedua negara bisa lebih berkembang.
‘’Apalagi HIMKI ditopang oleh ribuan perusahaan yang tersebar di sentra-sentra industri furniture yang sangat potensial,’’kata Mr Liem.
Selanjutnya, Mr. Liem menjelaskan soal pencapaian ekspor furnitur anggotanya selama periode Januari-Juni 2024, yang mencapai nilai 3,2 miliar Dolar AS dan merupakan 40% dari upaya pencapaian nasional senilai 7,5 miliar Dolar AS selama 6 bulan terakhir. Adapun target yang dicanangkan untuk ekspor furniture senilai 17,5 miliar Dolar AS.
Secara historis BIFA didirikan pada tahun 2009. Sebagai organisasi profesional nirlaba yang memiliki kontribusi signifikan . Pertama, pengembangan pasar dan promosi anggotanya dalam menemukan dan mengakses pasar-pasar baru. Kedua, advokasi kebijakan dan diseminasi informasi dengan memberikan masukkan bagi pemerintah Vietnam dan memperbaharui informasi regulasi yang berkepentingan dengan para anggota.
Ketiga, melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk lembaga internasional dan asoasiasi luar negeri mengenai program dan kegiatan asosiasi. Keempat, terkait teknologi, selalu update dengan perkembangan teknologi terkini di mesin produksi perkayuan dan peralatan lainnya. Kelima, pengembangan kemampuan sumberdaya manusia melalui beragam pelatihan kemampuan manajemen dan pengembangan sumber daya manusia.
Keenam, melakukan jejaring dengan intra industri untuk para anggota. Ketujuh, tak ketinggalan melakukan program sosial kemasyarakatan seperti menggelar acara amal dan lain-lain.
Martunus menyebutkan, berdasarkan informasi yang disampaikan Mr. Liem, jumlah anggota BIFA cukup besar dan sampai saat ini anggotanya berjumlah 350 perusahaan dan ditargetkan mencapai jumlah 550 pelaku industri pada 2030.
Ketua Bidang Promosi dan Pemasaran Wilayah Asia DPP HIMKI, Iman Rahman mengatakan, adanya ajakan kerjasama dari BIFA merupakan peluang emas bagi semua peserta delegasi dan HIMKI sebagai organsasi.
‘’ Tujuan HIMKI sendiri melakukan kunjungan ke Vietnam ini, yaitu untuk mempelajari bagaimana Vietnam, bisa membawa perubahan besar dalam industri mebel dan kerajinan,’’ujar Iman Rahman.
Saat ini,kata Iman Rahman, Vietnam sudah mencapai peringkat kedua di dunia dan dari tahun 2023 dan 2024, dimana banyak negara mengalami penurunan,
Namun sebaliknya dengan Vietnam malah mengalami perumbuhan. Untuk itu saatnya HIMKI mencoba belajar dari pamerannya Vietnam dan bagaimana cara kerja asosiasinya.
‘’Kami sudah mendapat satu point penting dimana ada sinergi yang kuat antara pelaku usaha dengan pemerintah. Industri mebel dan kerajinan di Vietnam juga bekerja sama dengan berbagai marketplace seperti Alibaba dan TikTok. Ini tentu penting sekali,’imbuh Iman Rahman.
Menurut Iman Rahman, sebagai pasar, Vietnam juga bisa menjadi tujuan ekspor yang potensial bagi barang-barang mebel dan kerajinan Indonesia. Sebab, pertumbuhan ekonomi Vietnam diprediksi moncer dengan jenis pasar yang hampir serupa. Berdasarkan pernyataan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Ho Chi Minh, pertumbuhan ekonomi Vietnam diprediksi bisa menembus 6,5 persen tahun ini.
‘’Kami perhatikan, Vietnam taste itu mirip sekali dengan Indonesia, sehingga tidak perlu kita banyak harus merapikan secara design dan lain-lain karena kalau exhibiton ini jadi cerminan pasar, sebagian besar mereka itu sepertinya akan menyukai produk-produk Indonesia yang punya kualitas cukup bagus,’’kata Iman Rahman.
Iman Rahman menambahkan, dari pameran kemarin, pihaknya optimis, HIMKI bisa menembus pasar mebel dan kerajinan di Vietnam, mengingat negara tersebut sudah menjadi hubungan internasional dan memiliki banyak industri manufaktur. (Lili)