LIMBOTO(Tilongkabilanews.id)– Penanaman bambu di areal bantaran sungai sangat efektif mengantisipasi terjadinya erosi. Akibat terjadinya erosi itu akan menyebabkan banjir dan tanah longsor, sehingga berimbas menggenangi rumah warga yang tinggal di bantaran sungai.
‘’Kegiatan penanaman anakan bambu kuning yang digagas Yayasan Payu Limo Totalu Gorontalo (YPLTG) dan Korps Pencinta Alam Nusantara (Korpala) harus dilakukan secara masif, terutama oleh masyarakat yang tinggal di bantaran sungai,’kata Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo ketika menanam 200 anakan bambu kuning bersama Yayasan Payu Limo Totalu Gorontalo (YPLTG) dan Korps Pencinta Alam Nusantara (Korpala) di bantaran Sungai Wuwabu Desa Talumelito, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo, Minggu (29/5/2022).
Kata Nelson lebih lanjut, dia minta kegiatan penanaman pohon bambu ini jangan haya bersifa seremonial saja, tetapi dilakukan dilakukan secara masif . Hal seperti itu penting untuk dilakukan sebagai upaya mengatasi bencana banjir dan tanah longsor yang sering terjadi .
‘’Untuk mencegah terjadinya banjir dan longsor itu tidak sekadar dengan membangun tanggul saja, tetapi juga melalui kegiatan penanaman-pohon seperti ini,” tutur Bupati Nelson.
Nelson menambahkan bambu kuning itu selain dapat mencegah erosi dan lonsgor, ternyata sangat dibutuhkan pada setiap penyelenggaraan adat istiadat dan budaya di Gorontalo. Karena itu sangat disayangkan jenis tanaman ini mulai berkurang dan jarang ditemukan lagi keberadaannya.
Untuk meminimalisir hal-hal tersebut, Bupati Nelson yang juga ahli lingkungan ini pun menghimbau kepada seluruh penduduk yang tinggal di sepanjang bantaran sungai untuk menggalakkan penanaman sebagaimana yang telah gagas oleh YPLG dan Korpala.
“Untuk itu perlu dilakukan penanaman bambu secara masif. Karena itu melalui Dinas Lingkungan Hidup dan SDA agar dilakukan pembinaan terhadap komunitas yang ada, serta butuh kolaborasi pihak terkait dan konsitensi yang dilakukan secara terus menerus,” pungkas Nelson
Sementara itu, bambu kuning yang memiliki nama latin bambusa vulgaris ini dapat diperbanyak dengan cara stek (rhizoma, rumpun, atau cabang), cangkok, dan kultur jaringan. Namun, cara termudah dan sering dilakukan adalah stek rumpun atau cabang.
Kegiatan penanaman bambu kuning di bantaran sungai ini dalam rangka menyambut Hari Lingkungan se Dunia tahun 2022 yang puncaknya akan diperingati Juni mendatang. Aksi yang bertemakann‘Peduli Lingkungan – Peduli Keselamatan. (Sulduk).