GORONTALO(Tilongkabilanews.id) – Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Sweet Media binaan anggota DPR RI Idah Syahidah berhasil menyetarakan pendidikan bagi warga putus sekolah. Buktinya, sebanyak 58 warga putus sekolah binaan (PKBM) tersebut menerima ijazah penyetaraan. Dari jumlah warga putus sekolah yang berhasil menyetarakan pendidikan dan menerima ijazah tersebut, diantaranya satu orang paket A, 24 orang paket B dan 33 orang paket C. Selain itu, 100 orang menerima Surat Keterangan Melek Aksara Siswa Keaksaraan Dasar Komunitas Adat Terpencil (KD KAT).
‘’Saya menyampaikan apresiasinya kepada Ibu Idah Syahidah yang mempunyai komitmen dibidang pendidikan. Khususnya bagi warga kurang dan di daerah daerah terpencil,’’ujar Penjabat Gubernur Gorontalo, Hamka Hendra Noer ketika secara simbolis menyerahkan ijazah kepada 58 warga putus sekolah binaan (PKBM) Sweet Media, di Gorontalo, baru-baru ini.
Lanjut Hamka, pihaknya atas nama pemerintah tentu sangat mengapresiasi yang dilakukan anggota DPR Dapil Gorontalo ini dibidang pendidikan.
Pasalnya, tambah Hamka, tidak banyak orang yang melakukan ini, yang sadar bahwa di pinggiran sana masih banyak orang-orang yang butuh pendidikan dan mantan isteri Gubernur Gorontalo ketiga, Rusli Habibie itu ikut memikirkan semua itu. Dikatakan Hamka, pendidikan menjadi wajah suatu daerah. Semakin baik tingkat pendidikannya maka semakin baik kualitas ekonomi warganya. Gorontalo sebagai daerah yang minim sumber daya alam perlu untuk terus mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusianya.
“Saya sangat memberikan dukungan kepada pengembangan sumber daya manusia. Kerja seperti ini tidak semua bisa, apalagi yang ikut ini mereka rata rata tinggal di daerah pulau, baru menyebrang laut itu kan hal luar biasa. Sekali lagi terima kasih untuk ibu Idah dan tim,” ucap Penjagub Hamka.
Di tempat yang sama Idah Syahidah menjelaskan program ini telah berlangsung sejak tahun 2019. Bersama LPP Sweet Media Idah telah membentuk tim untuk mendata anak-anak, remaja, maupun ibu ibu yang putus sekolah. Untuk itu, Idah pun ingin masyarakat di Gorontalo semua memiliki ijazah.
“Jumlah dari peserta ini memang kebanyakan adalah perempuan. Perempuan harus sudah mulai bangkit, karena mereka ingin berpartisipasi memberikan kontribusi pembangunan di Provinsi Gorontalo,” pungkas Idah. (Azis).