Cegah Stunting, Pemprov Gorontalo Mulai Jalankan Program One Day One Egg di Desa Ibarat

 Daerah

 

Penjagub Hamka Hendra Noer didampingi Ketua TP-PKK Provinsi Gorontalo dr. Gamaria Monoarfa saat melaunching Program One Day One Egg atau satu hari satu telur mulai dijalankan di Desa Ibarat, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, di Lapangan Ilangata, Selasa (11/10/2022). (Foto – Fadly)

GORUT(Tilongkabilanews.id)-Guna mencegah kasus stunting, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo  mulai menjalankan  Program One Day One Egg atau satu hari satu telur. Program tersebut mulai dijalankan di Desa Ibarat, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara. Program Beragam, Bergizi Seimbang Dan Aman (B2SA) diluncurkan oleh Penjabat Gubernur Gorontalo Hamka Hendra Noer bertempat di Lapangan Ilangata, Selasa (11/10/2022).

‘’Tingkat stunting di Desa Ibarat ini agak lumayan tinngi. Karena itu Program One Day One Egg atau satu hari satu telur mulai dijalankan di desa ini. Untuk itu Desa Ibarat ini menjadi salah satu project dalam mengatasi stunting di Provinsi Gorontalo,’’ujar Penjagub Hamka.

Kata Hamka lebih lanjut, untuk bisa melihat penurunan yang signifikan di Desa Ibarat akan terlihat dalam waku 3- 4 bulan kedepan Insya Allah dengan intervensi yang dilakukan bisa mengatasi masalah stunting di daerah ini.

Untuk menyukseskan program Program One Day One Egg atau satu hari satu telur tersebut,kata Hamka kembali, Dinas Pangan Provinsi Gorontalo menyediakan 104.850 butir telur untuk dibagikan kepada 1.165 anak setiap harinya.

‘’Pemberian telur itu sendiri diberikan kepada anak – anak penerima sasaran intervensi selama 90 hari,’’tuturnya.

Menurut Hamka, upaya ini menjadi pilihan yang sangat efektif untuk percepatan penurunan angka stunting karena mudah dan cepat serta dapat dijangkau masyarakat.

Dalam upaya percepatan penurunan angka stunting ini, Hamka mengatakan Pemerintah Provinsi Gorontalo juga telah menempuh langkah – langkah strategis. Diantaranya membentuk tim percepatan stunting, pengalokasian anggaran untuk intervensi baik spesifik maupun sensitif, dan intervensi program kolaborasi OPD tingkat kabupaten/kota.

Selebihnya, Hamka mengapresiasi kegiatan B2SA yang merupakan pilot project penurunan stunting di Kabupaten Gorontalo Utara dengan angka prevalensi stunting yang mencapai 29,6 persen. Harapannya, kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan juga di seluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Gorontalo.

“Kami sangat support karena memang pengembangan sumber daya manusia menenetukan masa depan daerah kita juga. Anak – anak kita ini 5 – 10 tahun mendatang akan menjadi wajah pemerintah dan rakyat Gorontalo,” ungkap Hamka.

Sementara itu, Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Badan Pangan Nasional RI Rinna Syawal mengajak masyarakat untuk merubah pola konsumsi pangan. Ia mencontohkan, pemenuhan kebutuhan karbohidrat tidak harus berasal dari nasi, namun juga bisa diganti dengan jagung, ubi kayu, dan sagu.

“Saat ini kita cenderung makan hanya pada satu atau dua jenis makanan, padahal potensi makanan kita itu banyak di Indonesia. Yang namanya sumber karbohidrat itu bisa sampai 7 jenis, kita hanya mengetahui hanya nasi. Sekarang saatnya kita harus mengoptimalkan potensi itu,” jelas Rinna.

Kegiatan B2SA ini juga rangkaikan dengan launching Gerakan Orang Tua Asuh Stunting (GOTA) dan penyerahan bantuan pangan. Adapun bantuan diberikan oleh TP PKK Provinsi Gorontalo, Badan Pangan Nasional, Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo, serta Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo.(Azis).

 

banner 468x60

Author: 

Related Posts

Comments are closed.