Perpindahan Domisili 10 Atlet Sepaktalraw Gorontalo ke Jawa Barat tidak Dipersoalkan

 Olahraga

 

Atlet Sepaktakraw Gorontalo yang kini berdomisili dan bela Jawa Barat. (Foto: Ahmad Aguweli/Dulohupa.id).

GORONTALO(Tilongkabilanews.id) – Perpindahan domisili 10 atlet sepaktakraw Gorontalo ke Provinsi Jawa tidak terlalu dipersoalkan. Pasalnya ke 10 atlet sepaktakraw yang pindah domisili tersebut bukan atlet inti sepaktakraw Gorontalo. Ke 10 atlet yang pindah domisi itu, sebelumnya dibina di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Gorontalo dan sebagian lagi berstatus atlet pelatnas.

‘’ Mereka, atlet sepaktakraw yang pindah domisi itu, kalah bersaing dengan atlet atlet yang masih setia membela daerah Gorontalo.Adapun  perpindahan domisili atlet itu sendiri sebagai pilihan masing-masing individu,’’ujar Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Wahyudin Katili melalui aplikasi pesan instan, Rabu (16/11/2022).

Menurut Wahyudin, perlu dipahami bahwa mereka ini adalah atlet atlet lapisan berikut yang saat ini sudah sulit masuk lagi di barisan tim inti sepaktakraw Gorontalo. Mereka harus bersaing dengan atlet lain baik dari aspek kualitas maupun mental disiplin.

Ia menilai Provinsi Gorontalo masih memiliki banyak stok atlet yang berkualitas. Pembinaan di level pelajar juga terus dilakukan sehingga tradisi Gorontalo sebagai penyumbang atlet sepaktakraw nasional dan internasional tetap terjaga.

“Perlu disyukuri atlet cabang olahraga takraw kita  melimpah potensi atletnya. Barangkali atlet- atlet yang pindah ini juga masih harus diberikan kesempatan untuk berkembang dan mendapatkan peluang di daerah lain. Insyaallah tim inti dan kader atlet muda juga saat ini masih terjaga integritasnya dan terus dibina,” imbuhnya.

Di tempat terpisah, pelatih sepaktaraw PPLP Gorontalo Herson Taha membantah jika kepindahan mantan anak didiknya itu akibat kurangnya perhatian pemerintah.

‘’Kepedulian Pemerintah Provinsi Gorontalo ini justru yang membuat mereka menjadi atlet.Mereka semua adalah atlet yang dibina oleh PPLP dari nol. Saya yang menangani mereka dari tidak tahu menendang bola sampai jadi atlet nasional. Saya harus jujur mengakui bahwa prestasi yang diraih sepaktakraw selama ini berkat dukungan anggaran pemerintah provinsi,” jelas Herson.

Ia berharap semua pihak bijak menilai masalah ini. Menurut Herson, Provinsi Gorontalo sedikit berbeda dengan daerah daerah dengan APBD yang melimpah. Gorontalo fokus pada pembinaan berkelanjutan pada atlet muda dengan bonus yang relatif kecil.

“Daerah lain mungkin bisa memberikan bonus yang lebih karena mereka tidak pernah menghabiskan uang untuk pembinaan. Mereka terima jadi saja. Makanya saya tidak setuju kalau dibilang pemerintah daerah tidak ada perhatian,” bela pelatih yang membawa atlet Gorontalo meraih emas PON, Sea Games dan Asean Games itu. (Azis).

 

banner 468x60

Author: 

Related Posts

Comments are closed.