Tiga Buku  Prosa Budaya Filmis Karya 90 Penulis Elang Nuswantara Diluncurkan

 Nasional

 

Acara peluncuran tiga buku karya 90 pejuang literasi yang tergabung dalam komunitas penulis pecinta budaya dan alam Indonesia, ‘’Elang Nuswantara’’ diluncurkan dan bertempat di Gedung Perpusatakaan Nasional RI, Jakarta, Minggu (21/8/2022).

JAKARTA (Tilongkabilanews.id)- Para pejuang literasi  yang tergabung dalam komunitas penulis pecinta budaya dan alam Indonesia, ‘’Elang Nuswanta’’ berhasil meluncurkan tiga buku sekaligus,di Gedung Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, Minggu (21/8/2022). Komunitas penulis yang tergabung di Elang Nuswantara  bekerja sama dengan Miyaz Script Agency – Dandelion Publisher, Karya Murni Publisher melahirkan Pasukan Elang Putuh dan dengan Ibu-ibu Doyan Nulis melahirkan Elang Biru.

Ketiga buku yang  diluncurkan yaitu “Sang Mistikus Kasih” karya Pasukan Elang Merah. Buku “Pesan yang Belum Sampai” karya Pasukan Elang Putih, dan  Ibu-Ibu Doyan Nulis melahirkan buku “Beri Aku Cerita yang Tak Biasa” karya Pasukan Elang Biru.

Seorang writerpreneur, best selling author, dan produser film, pengampu kelas menulis dan yang menggawangi Komunitas  penulis Elang Nuswantara, Kirana Kejora mengatakan, nama masing-masing pasukan penulis, sesuai atmosfer kelas dan kelahirannya

‘’Tiga buku prosa budaya filmis yang diluncurkan itu berkonsep writerpreneur,’’tutur Kirana yang dikenal anti memuji pasukan dan mentor ‘galak’ dengan jargon perilaku nomor satu, karya nomor dua.

Para penulis yang tergabung dalam komunitas Elang Nuswantara turut hadi dan berkumpul serta memeriahkan acara peluncuran tiga Buku Prosa Filmis Budaya karya 90 Elang Nuswantara, di Gedung Perpusatakaan Nasional

Kirana mengungkapkan, ketiga buku yang diluncurkan tersebut memiliki kalimat pamungkas yang sangat berarti sebagai rangkuman seluruh cerita pendek yang terkandung di dalamnya. Misalnya “Sang Mistikus Kasih” karya 47 Elang Merah menuangkan kalimat sakti semesta tak pernah meminta. Dia akan tigsenantiasa menjaga jika kamu mengasihi dengan hati nurani. Sedangkan buka kedua dengan judul “Pesan yang Belum Sampai” karya 18 Elang Putih menayangkan kalimat pemikat semesta mempunyai cara membalas kasih sayang kita kepadanya. Sementara  buku ketiga“Beri Aku Cerita yang Tak Biasa” karya 28 Elang Biru hadir dengan kalimat elok cinta bukan hanya sekadar, namun harus berujar dan berpijar

Peluncurkan tiga buku itu sendiri dihadiri sebagian Elang Nuswantara yang banyak berasal dari luar kota Jakarta dan komunitas/pegiat literasi maupun budaya. Dijelaskan Kirana,Elang Nuswantara adalah sebuah komunitas penulis pencinta budaya dan alam Indonesia yang beranggotakan para pejuang literasi Nuswantara dari Indonesia timur sampai barat. Berlatar belakang beragam, mulai dari Gen Z, Gen Milenial hingga Gen X. 

Adapun yang menyatukan para Elang Nuswantara adalah semangat untuk nguri-nguri budaya dan mencintai Nuswantara , menyampaikan pesan-pesan leluhur dengan cara kekinian. Komunitas Elang Nuswantara sendiri lahir pada  14 Maret 2022.

Perlu diketahui, peluncuran ketiga buku tersebut mendapat beragam sambutan dan testimoni penuh spirit dari pihak pemerintah maupun pegiat budaya. Adapun narasumber pengisi acara antara lain Yuli Maryani (Perpustakaan Nasional RI), Erwita Dianti (Kemenparekraf/Baparekraf), Dewi Yulianti (Kemendikbudristek), Rafita Meri (Balai Pustaka), Tukul Rameyo Adi (Yayasan Baruna Nusantara), Hedy Rahadian (Pencinta Budaya dan Sejarah, Pencipta lagu Kesaksian).

Acara peluncuran ketiga buku itu dimeriahkan dengan berbagai pementasan berupa pembacaan puisi, tari, monolog, teater dan live painting karya Pasukan Elang Nuswantara yang menyemarakkan suasana.

Lagu “Kesaksian” karya Hedy Rahadian sebagai penguat jalan mencintai budaya Nuswantara dilantunkan Trio Elang Nuswantara. Penulis tampil sebagai pengisi acara, panitia, merangkap EO.

Selama ini koordinasi hanya lewat dunia maya, dan baru bertemu H-1 sebelum acara.

Kirana Kejora menuturkan, pihaknya mengaku bangga dengan bergabungnya penulis paling muda yang masih duduk di bangku SMP,  baik di Jawa maupun luar Jawa (NTT) dalam komunitas penulis ‘’Elang Nuswantara’’.

Penulis muda yang tergabung di Elang Nuswantara tersebut mendapat dukungan dari pihak sekolahnya maupun dinas terkait, dengan kehadiran mereka pada acara peluncuran buku tersebut.

Adanya dukungan itu dibuktikan dengan kehadiran Tirto Adi (Kepala Dinas Pendidikan Sidoarjo), bersama Netti Lastiningsih (Kabid Mutu Pendidikan) serta Suharsono (Kepala Sekolah SMPN 6 Sidoarjo)  yang antusias terbang dari Jawa Timur untuk menghadiri acara. Dikarenakan, ada 6 siswa dari SMPN 6 Kota Petis ini turut menulis dalam buku “Pesan yang Belum Sampai” dan mempersembahkan sebuah tari asli Sidoarjo, Banjar Kemuning.

Pada kesempatan itu, Kirana Kejora berharap semoga tiga buku karya Elang Nuswantara ini bisa menjadi warna baru di dunia literasi tanah air, utamanya untuk menambah cahaya literasi budaya yang mulai redup karena beragam pengaruh budaya luar NKRI.

‘’Siapa pun bisa bergabung menjadi Elang Nuswantara, asal mau menulis budaya dan alam Indonesia dengan sepenuh rasa. Mau mendengar, melihat, merasakan. Peka dan peduli, itulah penulis sejati. Silakan berkenalan dengan IG @elangnuswantara,’’imbuh Kirana.

Kirana sebagai pengampu, sangat berharap, dari Elang Nuswantara akan lahir penulis-penulis pencinta kearifan lokal Nuswantara dengan mau melahirkan buku solo, baik fiksi maupun non fiksi dengan kemasan bernas, kekinian, dan bermanfaat.(Lili).

 

 

banner 468x60

Author: 

Related Posts

Comments are closed.