Jamiluddin Ritonga: Jangan Frame Mahasiswa dengan Kekerasan

 Nasional

 

M. Jamiluddin Ritonga,Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul

JAKARTA (Tilongkabilanews.id)-Persoalan Ade Armando yang dipukuli massa telah menghilangkan substansi demo yang dilakukan mahasiswa. Media massa akhirnya lebih banyak memuat proses pemukulan Ade Armando.

‘’Pemberitaan media terkesan sudah tidak lagi mengangkat tuntutan mahasiswa.Justru yang menonjol pemberitaan kekerasan yang dilakukan massa terhadap Ade Armando,’’ujar Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul,M. Jamiluddin Ritonga ketika diminta tanggapannya, Rabu (13/4/2022).

Jamiluddin mengatakan lebih lanjut, jadi terjadi pergeseran isu di media dari tuntutan mahasiswa menjadi kekerasan yang dilakukan massa. Pergeseran tersebut dinilai  sebagai pengalihan isu.

‘’Perubahan framing tersebut tentu sangat disesalkan. Sebab, media terkesan lebih menonjolkan kekerasan yang dilakukan massa daripada tuntutan yang diperjuangkan para mahasiswa,’’imbuh Jamiluddin.

Menurut Jamiluddin, kesannya para pendemo diframe melakukan kekerasan, yang tidak sejalan dengan demokrasi. Kesan tersebut ingin ditanamkan kepada mahsiswa yang melakukan aksi.

Padahal lanjut dia, yang melakukan demo itu tidak semua mahasiswa. Karena itu, bisa saja yang melakukan aksi kekeresan itu orang- orang yang disusupkan untuk melakukan kekerasan agar reputasi mahasiswa jatuh.

Para penyusup ujar mantan Dekan FIKOM IISIP  Jakarta, itu bisa saja agenda dari pihak-pihak yang tidak menghendaki mahasiswa demo. Mereka mendisain tindak kekerasan untuk menciptakan keributan sehingga mengalihkan wartawan dari agenda utama mahasiswa melakukan demo.

Dalam kasus tersebut,menurut Jamiluddin, tampaknya motif  menciptakan kerusuhan sudah berhasil. Pengalihan isu benar-benar terjadi.

Karena itu tambah Jamiluddin, sebaiknya media melihat aksi demo mahasiswa lebih proporsional. Pemberitaan tidak menonjolkan kekerasan, tapi tetap konsisten pada tuntutan mahasiswa.

‘’Hal itu perlu dilakukan media, karena mahasiswa selama ini cinta damai. Mahasiswa anti kekerasan, sehingga tidak akan melakukannya dalam aksi demo,’’tuturnya

Jamiluddin mengatakan, mahasiswa tahu demokrasi tidak menghendaki kekerasan. Karena itu, mahasiswa pastinya menjauhi segala bentuk kekerasan saat mereka memperjuangkan demokrasi.

Jadi ucap Jamiluddin, kalau terjadi kekerasan saat mahasiswa demo, tampaknya hal itu dilakukan para penyusup. Para penyusup inilah kiranya yang perlu diangkat media agar mahasiswa tidak mendapat stigma penganut kekerasan.(Lili).

 

banner 468x60

Author: 

Related Posts

Comments are closed.