Setelah Sukses Menggarap Pasar Global, Erry Mahardika Mulai Berpaling ke Pasar Lokal

 Ekonomi

 

Direktur CV Home Fashions Indonesia, Erry Mahardika

CIREBON(Tilongkabilanews.id) – Seorang pria asal Cirebon ini tidak menyangka kalau dirinya bakal berkecimpung dalam industri pembuatan mebel dan kerajinan berbahan baku rotan seperti sekarang ini. Bahkan produk mebel dan kerajinan dari rotan yang dibuatnya itu bisa menembus pasar global.

Awal kisah mulai menekuni bisnis di industri mebel dan kerajinan berbahan rotan itu, karena adanya dorongan untuk bertanggung jawab memberikan nafkah bagi keluarganya. Untuk itu dia pun tertarik belajar bagaimana cara membuat furnitur dan kerajinan di perusahaan milik mertuanya, sebelum akhirnya mendirikan perusahaannya sendiri yang diberi nama CV Home Fashions Indonesia. Pria yang dimaksud adalah Erry Mahardika selaku pendiri dan pemilik CV Home Fashions Indonesia.

‘’Pada awalnya saya belajar cara bisnis pembuatan furnitur dan kerajinan berbahan rotan itu di perusahaan milik ayah mertua yang sudah lama malang melintang di industri tersebut. Hal itu saya lakukan, dikarenakan ada dorong dari diri saya selaku kepala keluarga untuk memberikan nafkah bagi isteri dan anak,’’ ujar Direktur CV Home Fashions Indonesia, Erry Mahardika mengisahkan perjalanan bisnisnya di bidang industri pembuatan furnitur dan kerajinan kepada wartawan Tilongkabilanews.id via telepon seluler, Rabu (24/7/2024).

Setelah mendapat kesempatan untuk belajar dan menimba ilmu terkait industri pembuatan mebel dan kerajinan ini Erry pun semakin semangat dan ulet dalam menekuni terkait cara pembutan produk mebel dan kerajinan serta lika liku bisnis di bidang itu.

Menurut Erry, dia merasa perlu untuk mengetahui cara pembuatan mebel dan kerajinan serta tata pengelolaan bisnisnya sedetail mungkin. Karena ilmu yang didapatkan itu bisa dijadikan modal, bila di kemudian hari bisa mandiri untuk mendirikan perusahaan sendiri.

Setelah merasa cukup menimba ilmu dan pengalaman kerja di perusahaan milik mertuanya, Erry pun mencoba memberanikan diri mendirikan perusahaan sendiri yang diberi nama CV  Home Fashions Indonesia. Keluarga besarnya mendukung usaha keras Erry ini.

Pria yang dipercaya oleh DPP HIMKI sebagai Wakil Ketua Bidang Pengembangan Desain Kerajinan itu, secara perlahan–lahan, tapi pasti dalam menjalankan bisnisnya di bidang industri pembuatan mebel dan kerajinan berbahan rotan.

‘’Saya menyadari sebagai pendatang baru di bisnis pembuatan furnitur dan kerajinan berbahan rotan di Indonesia, khususnya di Cirebon, tentu tingkat persaingannya cukup ketat. Karena produk furnitur dan kerajinan yang saya buat akan bersaing dengan produk serupa yang dibuat perusahaan lain. Namun saya yakin, produk furnitur dan kerajinan yang dihasilkan CV Home Fashions Indonesia akan mendapat tempat di hati konsumen,’’ beber Erry.

Ini contoh beberapa produk furnitur dan kerajinan berbahan baku rotan yang dibuat CV Home Fashions Indonesia, salah satu industri furnitur dan kerajinan yang berlokasi di Cirebon. Produk furnitur dan kerajinannya tersebut sudah tembus pasar global.

Erry lebih lanjut menyebutkan jenis produk yang dibuatnya, untuk produk kerajinan, misalnya basket dan aneka kerajinan lain. Produk basket ini digunakan antara lain untuk pot bunga. Demikian juga furnitur, seperti meja, kursi dan aneka jenis furnitur lainnya.

‘’Produk kerajinan dari rotan buatan CV Home Fashions Indonesia ini diekspor ke beberapa negara, baik Eropa dan Amerika. Contohnya untuk pasar Eropa,  produk kerajinan basket buatan kami ini banyak diminati pembeli dari Jerman, Belanda dan Belgia. Namun pembeli dari Eropa itu yang paling banyak membeli produk kami itu adalah Jerman dan Belanda. Sementara untuk pasar Amerika Serikat sedikit sekali. Adapun untuk produk furnitur paling banyak dibeli oleh konsumen dari Australia. Produk buatan CV Home Fashion Indonesia ini 100 persen diperuntukan untuk pasar ekspor’’ tutur Erry.

Erry menyebutkan, ekspor produk berbagai aneka kerajinan dan furntur yang dibuat CV Home Fashions Indonesia ini, setiap bulannya seperti sekarang ini dalam kondisi perekonomian dunia yang kurang baik ini, bisa mencapai 20 hingga 25 kontainter.

‘’Jumlah ekspor sekarang ini berbeda sekali bila dibandingkan ketika dunia dilanda wabah  Covid 19. Karena ketika masa Covid 19 itu, kami bisa ekspor mencapai 40 hingga 50 kontainer per bulannya.’’ ucap Erry.

Erry mengungkapkan, ketertarikan konsumen dari luar negeri membeli atau order produk kerajinan dan furnitur buatan CV Hime Fashions Indonesia itu, karena kualitas dan desainnya sangat menarik bagi mereka. Bahkan respon pembeli pada umumnya mereka mengaku puas.

Erry menuturkan, kenapa produk CV Home Fashions Indonesia disukai pembeli? Hal ini tidak terlepas dari kualitas dan desain dengan cara pembuatannya seapik mungkin.

‘’Kami menyadari dalam pembuatan produk berbahan rotan ini perlu ada sentuhan perasaan batin yang kuat, sehingga mampu menghasilkan produk yang menarik pembeli, baik dalam pemilihan bahan baku maupun estetikanya dan ditambah penataan desain yang apik,’’ imbuh Erry.

Erry menambahkan setelah sukses menggarap pasar global, kemungkinan ke depannya, pihaknya pun akan membidik pasar domestik. Untuk menggarap pasar di dalam negeri ini tentu perlu dipelajari terlebih dahulu, sebelum memutuskan untuk melayani pembeli di pasar dometik ini. Karena karakter pasar luar negeri dan dalam negeri ini tentunya diperlukan adanya pendekatan yang berbeda.

‘’Saya kira setelah sukses memenuhi permintaan pasar global terhadap produk kerajinan dan furnitur buatan CV Home Fashions Indonesia, saya pun menilai pasar di dalam negeri atau lokal sangat menarik untuk digarap yang dapat mendatangkan keuntungan,’’tutur Erry.

Erry mengakui, menekuni bisnis di industri pembuatan furntur dan kerajinan rotan ini tidak selamanya mulus. Ada saja kendala atau hambatan yang mesti dihadapinya. Misalnya terkait untuk bahan bahan baku rotan yang diperlukan agar industrinya tetap beroperasi. Apalagi adanya kebijakan pemerintah yang tidak pro industri yang membuat para pelaku industri merasa kebingungan. Kebijakan pemerintah itu menjadi penghambat bagi para pelaku industri dalam mendapatkan pasokan bahan baku.

‘’Kami para pengusaha, khususnya pelaku industri pembuatan furnitur dan kerajinan sangat mengharapkan adanya kebijakan pemerintah yang mendukung kelangsungan usaha, bukan sebaliknya malah menghambat untuk mendapatkan pasokan bahan baku rotan,’’ tegas Erry.

Selama ini pihaknya mendapatkan pasokan bahan baku rotan dari berbagai wilayah, yaitu Sumatera. Kalimantan dan Sulawesi.

Diakhir perbincangannya, Erry pun berpesan kepada pelaku usaha yang bergerak di industri yang sama, terutama bagi pengusaha baru.

‘’Bagi para pelaku industri furnitur dan kerajinan, terutama pemain baru harus memperhatikan soal pembukuan, Maksudnya soal pembukuan, terkait pencatatan masuk dan pemakaian bahan baku, penjualan atau pengiriman produk harus tercatat dengan baik. Demikian juga soal keuangan, baik pengeluaran dan pemasukan pun harus dicatat dengan rapih. Namun tidak hanya itu saja, soal pajak yang harus dibayarkan ke negara pun jangan diabaikan, tetapi harus patuh pembayarannya alias tepat waktu. Jika hal itu dianggap sepele, tentu akan merugikan pelaku usaha yang bersangkutan,’’ pungkas Erry.(Lili)

 

banner 468x60

Author: 

Related Posts