YOGYAKARTA(Tilongkabilanews.id) – Pohon bambu yang banyak tumbuh subur di beberapa daerah di Indonesia, ternyata memiliki nilai ekonomi tinggi, jika berada di tangan orang-orang kreatif. Kenapa memiliki nilai ekonomi tinggi? Sebab di tangan para ahli yang kreatif, pohon bambu itu bisa disulap menjadi suatu produk yang bernilai jual tinggi.
Maksudnya, bambu yang telah ditebang itu tidak hanya untuk jadikan pagar saja, melainkan juga bisa dibuat berbagai produk lainnya, seperti mebel dan aneka kerajinan yang menarik dan unik. Apabila sudah menjadi produk mebel dan aneka kerajinan tersebut, produk tersebut harga jualnya lebih tinggi daripada hanya sebatang pohon bambu yang masih utuh.
‘’Bambu ini bisa dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk, asalkan kita krearif dan membca peluang bisnis dengan cermat untuk memasarkan produk yang berbahan dasar dari bambu. Kami sendiri kurang lebih sudah 14 tahun menggeluti bisnis yang bergerak dalam industri pembuatan mebel dan kerajinan yang bahan bakunya berasal dari bambu’’ ujar Direktur PT Dekor Asia Jayakarta, Bambang Wijaya ketika berbincang dengan media, Jum’at (5/7/2024). Sementara di DPP HIMKI, Bambang Wjaya ini diberi amanah jabatatan sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Pembinaan UKM dan Kewirausahaan.
Bambang menceritakan awal terjun di binis industri pembuatan mebel dan kerajinan bambu ini, ketika salah satu buyer dari Australia memesan panel yang terbuat dari bambu. Pada waktu itu, dia menilai bisnis ini cukup menjanjikan, sehingga Bambang pun mengekspor panel bambu sesuai pesanan buyer dari Australia itu.
Selain Australia, permintaan produk bambu itu datang juga dari Prancis, Jerman, Zew Zealand. Adapun jenis bambu untuk dijadikan panel itu, yaitu bambu betung, bambu wulung, bambu apus dan berbagai jenis bambu lainnya.
Seiring perjalanan waktu dalam menjalan bisnis ekspor produk bambu, Bambang pun dipertemukan dengan para pengrajin bambu, mulai dari Sumedang Jawa Barat hingga Madiun di Jawa Timur. Dengan semakin banyak bertemu dengan pengrajin bambu, Bambang terus mengeksplor atau menggali tentang bambu ini untuk dijadikan berbagai produk yang menarik dan unik.
Hal itu dilakukan Bambang, karena dia tidak menginginkan bahan baku bambu itu hanya dijadikan berupa panel, gazebo maupun kontruksi saja, tetapi harus ada yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Akhirnya dibuatlah berupa produk mebel dengan berbagai jenis model yang manarik. Selain itu, dikembangkan juga untuk membuat berbagai kerajinan yang memiliki nilai jual tinggi pula.
Bambang yang dibantu oleh 60 orang pegawainya dan ditunjang dengan kreativitas yang tinggi serta inovasi yang dilakukannya itu, mampu menyulap bambu menjadi suatu barang atau produk menarik dan unik, sehingga mampu menggoda para buyer untuk memesan atau membeli produknya itu.
‘’Adapun produk yang kami buat ini seperti mebel dengan berbagai model. Selain itu, produk mebel, PT Dekor Asia Jayakarta juga membuat berbagai kerajinan. Pada intinya kami berkarya membuat berbagai produk dari bambu, yaitu panel, mebel, gazebo, konstruksi, kerajinan dan lain-lain,’’ sebut Bambang.
Produk mebel dan kerajinan yang dibuatnya itu tidak disangka mendapat respon pasar yang cukup bagus, terutama buyer dari mancangera. Setiap minggu PT Dekor Asia Jayakarta mengekspor sebanyak dua kontainer produk mebel dan kerajinan ke Jerman, Prancis, Spanyol, Amerika Serikat dan beberapa negara di Timur Tengah.
Menurut Bambang, untuk sementara ini bisnis mebel dan kerajinan bambu masih cukup dapat diandalkan sebagai penghasil devisa negara atau keuntungan bagi pengusaha, sehingga perusahaan pun bisa membayar gaji pegawai dan membayar berbagai kewajiban lainnya dengan lancar.
Pada kesempatan itu, Bambang mengungkapkan alasannya memilih bambu ketimbang kayu untuk dijadikan bahan baku dalam pembuatan mebel dan kerajinan, karena bahan baku ini mudah didapatkan dan termasuk komoditi yang sifatnya berkelanjutan serta ramah lingkungan.
‘’Sementara jika menggunakan bahan baku kayu terlalu banyak persyaratan atau aturan yang harus dipatuhi oleh pelaku usaha, sehingga hal ini menjadi ribet. Untuk bambu, peraturannya sederhana, yaitu seperti FSC. Itupan tidak semua buyer mensyaratkan ketentuan pemenuhan serfikasi dari bambu itu, yaitu sifatnya tidak diwajibkan melainkan secara sukarela,’’ ujar pria penyuka fotography dan warna favoritenya hitam itu memberikan alasan kenapa dia pilih bambu sebagai bahan baku untuk produk yang dibuatnya itu.
Bambang memilih bambu untuk bahan produksi mebel dan kerajinan, karena bambu dinilai sebagai tanaman yang ramah lingkungan dan mudah dibudidayakan. Menanam satu batang bambu bisa menghasilkan 40 batang. Selain itu, fleksibelitas bambu ini cukup tinggi, karena bambu mampu menahan dari goncangan ketika terjadi gemba bumi.
“Alasan lain saya pilih bambu sebagai bahan baku, karena persaingan untuk produk mebel dan kerajinan bambu ini tidak seketat yang berbahan baku kayu. Selain itu, bambu sangat melimpah dan mudah didapatkan. Bambu yang saya gunakan ini berasal dari Sumedang, Kebumen dan beberapa daerah lain di Pulau Jawa ,’’ ucap Bambang.
Dirinya memilih bambu sebagai bahan baku pembuatan produk mebel dan kerajinan ini, juga dikarenakan ingin memberikan manfaat kepada banyak orang yang terlibat terkait bambu tersebut. Diantaranya mulai dari petani budidaya bambu, penebang, pengangkut hingga para karyawan di pabrk.
“Jadi dari bambu ini banyak orang yang terlibat untuk mendapatkan manfaat. Karena itu, PT Dekor Asia Jayakarta, sebagai pelaku bisnis yang bergerak dalam pembuatan mebel dan kerajinan berbahan baku bambu ini ingin memberikan manfaat kepada orang banyak, khususnya yang terkait dengan bambu,’’ pungkas Bambang. (LilI)