SEMARANG(Tilongkabilanews.id)- Prospek bisnis produk mebel dan kerajinan buatan industri mebel dan kerajinan di dalam negeri sebenarnya masih mempunyai potensi pasar yang masih cukup besar. Potensi pasar yang cukup besar itu tentunya harus digarap dengan serius, terutama untuk pasar dalam negeri atau lokal.
‘’Saya menilai prospek pasar produk mebel dan kerajinan, terutama di pasar lokal masih cukup bagus. Apalagi sekarang ini di Indonesia, salah satunya di Semarang dan sekitarnya saat ini sedang berkembang bisnis di sektor property, yaitu munculnya perumahan –perumahan baru dengan sistem cluster yang minimalis,’’ujar Direktur PT.Kalpataru Usaha Sejahtera, A. Kuswidiarso yang juga terpilih kembali sebagai Ketua DPD HIMKI Semarang Raya, di sela-sela acara Musyawarah Daerah (Musda) DPD HIMKI Semarang, Kamis (13/6/2024).
Kata Kuswidiarso lebih lanjut, dengan tumbuh dan berkembangnya bisnis di sektor property di Semarang dan sekitarnya itu, tentu para pemilik unit rumah cluster tersebut jelas sangat membutuhkan produk mebel dan kerajinan untuk melengkapi tempat huniannya sesuai dengan keinginan atau selera mereka.
‘’Kita ketahui konsumen atau pembeli unit rumah cluster yang minimalis di Semarang itu kebanyakan dari kalangan menengah. Konsumen seperti ini jelas bagi kami sebagai pelaku industri mebel dan kerajinan merupakan potensi pasar yang harus digarap dengan baik,’’tutur Kuswidiarso.
Menurut Kuswidiarso agar konsumen lokal ini tertarik dengan produk mebel dan kerajinan buatan industri dalam negeri, tentunya para pelaku bisnis atau perajin mebel dan kerajinan ini harus memperhatikan kualitas produk itu sendiri dengan desainnya yang menarik atau menampilkan model-model terbaru atau mutakhir.
‘’Apabila produk mebel dan kerajinan itu berkualitas baik dan desainnya menarik atau model terbaru, kami yakin konsumen akan memilih dan mengutamakan produk mebel dan kerajinan buatan dalam negeri,’’ucao dia.
Ketika ditanyakan mengenai bahan baku yang digunakan untuk pembuatan mebel, Kuswidiarso menuturkan, dia saat ini mengandalkan bahan baku berupa kayu di dalam negeri, yaitu dapat pasokan dari PT Perhutani.
Pada kesempatan itu Kuswidiarso mengisahkan perjalanan bisnis mebel yang ditekuninya itu tidak selamanya mulus, melainkan mengalami pasang surut, bahkan pernah bangkrut.
Namun demikian Kuswidiarso tidak pantang mundur dalam menekuni bisnis dibidang mebel ini, Dia tetap optimis dan yakin, kegiatan usahanya itu akan bisa diandalkan untuk kesjehateraan dan menghidupi kebutuhan keluarga.
Keyakinan seperti itu yang dipegangnya, sehingga sekarang ini Kuswidiarso memiliki perusahaan yang bergerak di industri mebel dengan nama PT Kalpataru Usaha Sekahtera.
Dia menambahkan, selain menekuni bisnis pembuatan mebel yang dibutuhkan pasar lokal, dia pun membuat produk peti mati.
‘’Untuk peti mati ini kami menjalin kerjasama dengan kawan yang memiliki tempat usaha jasa pelayanan Rumah Duka. Produk peti mati yang kami buat itu, tidak hanya untuk memenuhi permintaan pasar delam negeri, tetapi juga ekspor. Adapun produk peti untuk pasar ekspor ini lebih banyak diminati konsumen dari Australia, sementara ekspor ke negara lain tidak sebanyak ke Benua Kangguru,’’imbuh Kuswidiarso.
Namun permintaan ekspor produk peti mati ke Australia ini sekarang ini terhenti. Karena itu, sekarang ini, dia lebih memproduksi produk mebel untuk pasar dalam negeri.
Ketika ditanyakan apakah ada saran atau pesan yang akan disampaikan kepada pelaku industri mebel dan kerajinan nasional, khususnya anggota HIMKI atau lainnya?
Dia berpesan, jika usahanya ingin tetap lancar, berkembang atau maju ada beberapa hal yang tidak boleh dlupakan. Diantaranya harus tetap semangat, ulet .kreatif dalam berinvasi.
‘’Tentunya tidak kalah penting lagi, yaitu perlu kehati-hatian dalam menjalan bisnisnya sehingga tidak mudah kena tertipu oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,’’pesan dia
Sementara di tempat yang sama Sekjen HIMKI, Maskur Zainuri yang mewakili Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur pada ara Musda DPD HIMKI Semarang Raya memberikan arahan kepada peserta Musda,
‘’Melalui kegiatan Musda ini,kita bersama-sama berusaha mencari solusi untuk menghadapi tantangan yang ada di depan kita. Disamping memperhatikan pasar ekspor, sudah saatnya bagi kita pelaku industri mebel dan kerajinan yang tergabung dalam HIMKI unuk menggarap pasar dalam negeri atau lokal yang sangat besar,’’kata Maskur. (Lili)