
Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya didampingi Bupati Kabupaten Gorontalo, Kepala BPS, Kasrem 133 NWB, serta Kepala Dinas Pertanian saat melakukan panen jagung di Desa Helumo, Kecamatan Mootilango, Kabupaten Gorontalo, Sabtu, (5/8/2023). Foto – Haris
KABGOR(Tilongkabilanews.id)– Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya mengatakan budidaya jagung yang dilakukan para petani diharapkan setelah dipanen mudah-mudahan ini bisa menambah pendapatan para petani. Bahkan kalau bisa menambah pendapatan itu tentunya akan mengurangi tingkat kemiskinan di Provinsi Gorontalo.
Hal itu dikatakan Penjagub Ismail ketika melakukan panen jagung di Desa Helumo, Kecamatan Mootilango, Kabupaten Gorontalo, Sabtu, (5/8/2023). Panen jagung di atas lahan enam hektare diprediksi hasilnya mencapai 60,84 ton.
‘’Kecamatan Boliyohuto dan Tolangohula memang menjadi lumbung pangan. Jika dulu panen jagung hanya bisa menghasilkan delapan atau sembilan ton, saat ini sudah capai 10 ton lebih per hektare. Ini membuktikan produksi jagung di daerah terus meningkat,’’ujar Ismail dalam sambutannya.
Ismail mengenang ketika dirinya masih menjadi Kepala Dinas Pertanian di Kabupaten Gorontalo tahun 2006 – 2007.
Ismail menuturkan lebih lanjut, dahulu petani jagung di Gorontalo kalau tidak dikasih bantuan jagung BISI itu, mereka tidak akan mau menanam. Karena petani tidak mau menanamnya, akhirnya Ismail pun pernah mengembalikan bibit jagung yang bukan merek BISI. Tapi sekarang ini jenisnya jagung Sumo Sygenta.
‘’Ini berarti ada perubahan mindset dari petani di Provinsi Gorontalo sekarang ini,” tambahnya.
Lebih daripada itu, penjagub menilai keberhasilan produktifitas jagung di Gorontalo tidak bisa dipisahkan dari peran penyuluh. Penyuluh – penyuluh berperan mensosialisasikan teknologi apa saja kepada para petani, yang bisa digunakan untuk mendukung produktifitas hasil pertanian.
“Pakai alat ini memang ada kelebihan dan kekurangan. Ketika tidak pakai alat pasti akan membutuhkan tenaga kerja, mereka dibayar dengan upah jadi untuk penghasilan juga. Kalau kita pakai alat memang tenaga kerja hanya satu orang, tapi prosesnya lebih cepat. Intinya kita tidak bisa menghindari kecanggihan teknologi di era sekarang,” tandasnya.(Azis).