Pasar Mebel dan Kerajinan Domestik Masih Gemuk dan Beri Keuntungan

 Ekonomi

 

Direktur CV Viku ((Viku Furninure Interiror), Asep Rahmat Hidayat. Beliau juga dipercaya d DPD HIMKI Bandung Raya dibidang promisi dan pemasaran

BANDUNG (Tilongkabilanews.id)- Pasar mebel dan kerajinan di dalam negeri kalau digeluti dengan ulet ternyata potensinya cukup gemuk  dan juga memberikan cuan atau keuntungan yang menjanjikan, Apalagi di pasar domestik sendiri, terutama di kalangan keluarga muda yang baru menikah, mereka sangat membutuhkan produk mebel dan kerajinan untuk melengkapi tempat huniannya. Perlu diketahui, konsumen dari keluarga-keluarga muda ini pada umumnya menginginkan produk mebel dan kerajinan dengan konsep yang berbeda satu sama lain.

Kondisi pasar lokal untuk produk mebel dan kerajinan seperti itu telah mendorong pengusaha yang berasal dari Bandung, Jawa Barat untuk tetap fokus menggarap pasar lokal. Pengusaha yang bergerak di industri mebel dan kerajinan dimaksud itu, adalah Asep Rahmat Hidayat dengan perusahaan yang dimilikinya CV Viku (Viku Furniture  Interiror).

Kata Asep, kenapa dirinya fokus di pasar dalam negeri untuk menjual produk mebel dan kerajinan yang dibuatnya itu, karena di pasar lokal itu sendiri tidak kalah menarik untuk terus ditekuninya, terutama menggarap proyek-proyek perumahan.

‘’Pasar domestik sangat menarik. Kami dengan CV Viku sampai sekarang masih tetap eksis tetap bertahan melayani konsumen atau pelanggan di pasar lokal. Ini menunjukkan pasar lokal pun masih bisa diharapkan untuk dijadikan sebagai pendulang keuntungan yang bisa kami nikmati,’’ujar Asep yang juga diberi amanah dibidang promosi dan pemasaran di DPD HIMKI Bandung Raya tempat organisasinya.

Pria yang memiliki hobi bersilaturahmi ini menuturkan lebih lanjut, bisnis mebel dan kerajinan dikatakan bisa mendatangkan pendapatan yang dinilai sangat menjanjikan. Hal ini pernah dialaminya sendiri, ketika CV Viku mendapatkan order dari salah seorang konsumen untuk pembuatan interior lengkap untuk satu hunian rumah senilai Rp 3,5 miliar. Produk mebel lengkap itu meliputi sofa, lemari, tempat tidur, meja makan dan produk mebel lain serta kerajinan sesuai pesanan.

‘Proyek senilai itu, kami kerjakan langsung bersama para pegawai di CV Viku. Alhamdulillah pelanggan tersebut merasa puas atas karya produk yang dibuat CV Viku,’’ ucap Asep.

Alasan CV Viku tetap melayani pasar lokal, terutama kalangan pasangan rumah tangga baru itu bukan tanpa alasan. Menurutnya, pasangan keluarga yang baru menikah ini setiap hari semakin banyak. Ini berarti potensi pasar yang menarik pula untuk digarap dan tidak boleh diabaikan begitu saja.

‘’Sekarang CV Viku tidak hanya melayani konsumen di Kota  Bandung, melainkan juga sudah merambah ke beberapa kota di Jabodetabek dan Cianjur. Karena ada beberapa konsumen di Jakarta yang pernah mempercayakan konsep dan pembuatan mebel dan kerajinan buatan  CV Viku, mereka merekomendasikan kepada konsumen lainnya. 

Sekarang semakin banyak pelanggan yang merekomendasikan produk CV Viku. Konsumen dari daerah lain pun mempercayakan pembuatan mebel dan kerajinannya serta konsep berikut desainnya kepada kami,’’ tutur Asep.

Asep mengemukakan, CV Viku sendiri lebih tertarik menggarap pasar lokal bersifat proyek, bukan retail seperti pada umumnya. Alasan dipilihnya segmen itu, karena terkait kelancaran cash flow, yaitu pembayarannya yang dilakukan secara tunai.

Adapun untuk menggarap pasar ekspor, tambah Asep, sementara ini CV Viku belum memfokuskan penjualan ke manca negara. Tetapi kemungkinan akan dicoba seiring perkembangan bisnis dan permintaan pasar akan produk mebel dan kerajinan yang diproduksi CV Viku.

‘’Sebenarnya, produk mebel dan kerajinan buatan CV Viku pernah dibeli oleh salah seorang konsumen untuk  diekspor ke Belanda. Setelah itu banyak permintaan dari konsumen luar negeri itu. Namun, order itu tidak dilanjutkan, karena pada waktu itu kami sendiri belum siap,’’ imbuhnya.

Ini salah satu produk mebel berupa Sofa yang dibuat CV Viku

Asep sendiri dalam merintis bisnis di industri mebel dan kerajinan tersebut, ketika usianya di sekitar 30 tahunan. Padahal bisnis yang digelutinya itu terjadi begitu saja mengalir tanpa direncanakan. Pasalnya Asep sendiri saat itu masih berkarir sebagai salah seorang front office  di salah satu hotel yang ada di Bandung, Jawa Barat

Selama kerja di hotel dengan jabatan yang lumayan ciamik, Asep pun sering memperhatikan segala asesoris dan ornament menarik yang ada di tempatnya bekerja.

Seiring berjalannya waktu dan seringnya memperhatikan desain asesoris atau kerajinan yang ada di hotel tempat bekerja menjadi inspirasi buat dia untuk menghasilkan karya yang menarik dan bernilai jual tinggi.

‘’Pada awalnya saya bikin meja lipat dan ikut pameran. Ternyata produk meja lipat yang saya buat itu banyak diminati konsumen yang datang pada pameran saaat itu,’ kata dia.

Dari karya pembuatan kayu lipat itu menjadi awal bagi Asep untuk fokus menggeluti bisnis dibidang industri pembuatan mebel dan kerajinan. Bahkan sekarang dia sendiri dalam menjalankan bisnis pembuatan mebel dan kerajinan dibantu oleh 18 orang karyawan tetap dan 30 orang tenaga borongan .

Di akhir pembicaraan, Asep memberikan tips untuk  semua orang tertarik menekuni bisnis,  sehingga  bisnisnya tetap bisa eksis. Diantaranya, pelaku usaha itu harus mau terjun ke lapangan. Tujuannya untuk mengetahui permasalahan atau komplain yang disampaikan konsumen secara langsung, sehingga bisa diambil keputusan saat itu juga dengan cepat. Selain itu pengusaha tersebut jangan hanya tinggal di kantor dan hanya menerima laporan begitu saja dari bawahan.

‘’Tidak kalah penting lagi, sebagai pengusaha itu harus mengutamakan kualitas, baik produk maupun pelayanan. Kualitas pelayanan ini baik sebelum transaksi maupun purna jual. Jika hal itu menjadi perhatian para pengusaha, kemungkinan bisnisnya pun akan semakin maju dan berkembang,’’ pungkas Asep. (Lili)

 

banner 468x60

Author: 

Related Posts