
. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berjabat tangan dengan State Minister of Economy, Trade, and Industry (METI) Jepang, Ken’ichi Hosoda usai pertemuan di Tokyo, Jepang, 29 Juni 2022. Dalam pertemuan tersebut, Menperin dan Menteri METI membahas kerja sama dan peluang investasi antara Indonesia dan Jepang.
TOKYO(Tilongkabilanews.id)-Mengakhiri rangkaian lawatan ke Jepang, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan pertemuan dengan State Minister of Economy, Trade, and Industry (METI) Jepang, Ken’ichi Hosoda.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada April 2022 lalu. “Pertemuan ini melanjutkan diskusi antara Indonesia dan Jepang tentang topik-topik seperti perdagangan, industri, infrastruktur, kelautan dan perikanan, energi dan lingkungan hidup,” jelas Menperin dalam keterangan persnya yang diterima Redaksi Tilongkabilanews.id, Kamis (30/6/2022).
Menteri Hosoda juga menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada Pemerintah RI atas kerja sama dan dukungan selama ini. Kerja sama Indonesia-Jepang hingga saat ini menguntungkan kedua belah pihak dan perlu terus ditingkatkan bagi kepentingan kedua negara.
Pada kesempatan itu, Menperin Agus menyampaikan outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih kuat, dengan pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 dan 2023 masing-masing sebesar 5,1% dan 5,3 %, sesuai prediksi World Bank. Sementara, IMF memprediksi perekonomian Indonesia akan tumbuh 5,4% di tahun 2022, dan 6% pada 2023. “Outlook ini diperkuat dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5% pada Triwulan I – 2022 dan posisi Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia di level ekspansif untuk 9 bulan berturut-turut. Hal ini menunjukkan Indonesia merupakan salah satu negara dengan akselerasi ekonomi paling cepat di ASEAN,” jelasnya.
Kondisi perekonomian Indonesia yang pulih dengan cepat akan mendukung berkembangnya investasi yang ditanamkan perusahaan industri asal Jepang.
Menperin juga menyampaikan apresiasi atas inisiatif Jepang mengenai kerja sama industri otomotif. Hal ini mendukung kebijakan Indonesia beralih ke kendaraan listrik pada tahun 2030.
Sejalan dengan kebijakan dekarbonisasi Jepang, Indonesia memiliki konsep Green Mobility dengan peralihan dari mesin pembakaran konvensional ke EV, PHEV, atau minyak berbasis biofuel, yang akan diterapkan ke semua alat transportasi.
“Kami berharap kerja sama ini dapat meningkatkan investasi di sektor industri otomotif dan memperkuat posisi Indonesia sebagai basis produksi di kawasan ASEAN untuk ekspor ke dunia,” papar Menperin.
Kepada Menperin, pihak Jepang menyampaikan permintaan dukungan untuk dapat diberikan kemudahan importasi bahan baku baja beserta turunannya, yang dipergunakan untuk keperluan produksi kendaraan bermotor beserta komponen. Terkait hal ini, Menperin menyampaikan akan terus mendukung pemenuhan bahan baku industri, termasuk baja dan turunannya, yang ke depan akan berbasis Neraca Komoditas.
Pertemuan Menperin Agus dengan State Minister of Economy, Trade, and Industry (METI) Jepang, Ken’ichi Hosoda tersebut juga dihadiri Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Jepang merangkap Negara Federasi Mikronesia, Heri Akhmadi. (Lili).