JAKARTA(Tilongkabilanews.id)-Lesunya perekonomian global, akibat perang Rusia vs Ukrania dan timbulnya perang Israel vs Palestina yang belakangan ini melibatkan Lebanon dan Iran telah menyebabkan ketidakpastian situasi pasar ekspor bagi produk mebel dan kerajinan yang diproduksi industri mebel dan kerajinan Indonesia. Terkait ketidakpastian situasi pasar ekspor tersebut,Ketua DPD HIMKI DKI Jabodetabek yang baru terpilih kembali, Edmund Parengkuan siap merangkul anggota DPD Jabodetabek untuk membidik potensi pasar lokal yang sangat besar.
‘’Potensi pasar lokal yang sangat besar ini termasuk termasuk potensi pasar TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) yaitu pengadaan barang pemerintah pusat dan daerah,’’ujar Edmun ketika berbincang dengan wartawan Tilongkabilanews.id pada acara Musyawarah Daerah (Musda) ke-3 DPD HIMKI DKI Jabodetabek yang dilaksanakan di Gedung Rivela Palazzo Jakarta Selatan, Selasa (29/10/2024).
Pada Musda DKI Jabodetabek yang bertemakan “Peluang dan Tantangan Industri Furniture dan Home Décor Tahun 2025″, itu Edmund Parengkuan terpilih kembali menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) DKI Jabodetabek untuk masa bakti periode 2024-2027 .
Lanjut Edmund, lesunya pangsa pasar ekspor ini menjadi tantangan besar bagi pelaku usaha mebel dan kerajinan/home decor berorientasi ekspor. Selain itu penerapan peraturan non tarif barrier Uni Eropa yaitu The European Union on Deforestation-free Regulation (EUDR) yang mensyaratkan produk kayu yang bebas deforestasi menjadi tambahan tantangan lain.
Namun di sisi lain, Edmund mengungkapkan, peluang pasar dalam negeri sebenarnya sangat menjanjikan. Hal ini berdasarkan jumlah populasi domestik yang masif dimana Indonesia menempati peringkat keempat penduduk terbanyak di dunia.
‘’ Pangsa pasar yang besar ini malah menarik banyak korporasi asing melirik Indonesia untuk mengambil alih market lokal. Artinya, jangan sampai pengusaha domestik fokus ke ekspor tetapi melupakan peluang pasar lokal,’’kata Edmund.
Edmund mengemukakan, pada Musda DKI Jabodetabek kali ini merupakan momentum untuk berdiskusi tentang tantangan dan peluang untuk pasar ekspor bagi industri mebel dan kerajinan/home decor termasuk membahas tentang isu EUDR dan tips untuk menggarap pasar lokal dari pelaku industri mebel yang sudah lama menggarap pasar lokal seperti (Olympic Group dan PT. Indoexim International).
Karena, menurut Edmund menggarap pasar lokal tidak mudah untuk perusahaan ekspor untuk berbalik menjadi pemain lokal.Edmund sendiri melihat Jakarta sebagai Kota Megapolitan menjadi daya tarik yang luar biasa bagi orang-orang dari provinsi maupun wilayah lain di Indonesia untuk datang dan menetap. Alhasil, situasi ini jadi peluang terbuka bagi produk mebel dan kerajinan dalam negeri.
“Penduduk Jakarta saat ini lebih dari 12 juta jiwa dan akan terus bertambah, dan pembangunan rumah-rumah susun, perumahan dan apartemen pun terus dikebut oleh pemerintah dan swasta, yang juga akan mengerek permintaan mebel dan kerajinan/home decor. Bisa dibayangkan potensi pasar mebel dan kerajinan untuk wilayah Jakarta yang sangat besar,” terangnya.
Mencari terobosan
Musda ini merupakan momentum penting untuk membahas berbagai langkah strategis dalam mendorong pertumbuhan industri mebel dan kerajinan/home décor di wilayah DKI Jabodetabek. Melalui Musda ini, diharapkan terjalin sinergi kuat antar anggota dalam menghadapi tantangan industri dan memajukan potensi daerah.
Sementara Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur memberikan arahan kepada peserta Musda DPD HIMKI DKI,yaitu agar anggota HIMKI tetap mencari dan membuat terobosan-terobosan baru, di antaranya menggarap pasar lokal yang besar dan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri). Arahan ini pun segera ditindaklanjuti oleh Ketua DPD HIMKI DKI Jabodetabek, Edmund Parengkuan.
Menurut Sobur, melalui Musda ini dirinya mengajak semua anggotanya bersama-sama berusaha mencari solusi untuk menghadapi tantangan yang ada di depan.
‘’Disamping tetap memperhatikan pasar ekspor, saatnya bagi para pelaku industri mebel dan kerajinan yang tergabung dalam HIMKI menggarap pasar dalam negeri atau lokal yang sangat besar,’’pesan Sobur.
Sobur melanjutkan, potensi pasar mebel dan kerajinan nasional sangat besar, potensi ini tentu tidak lepas karena Indonesia mempunyai sumber alam dan hutan yang melimpah ruah.
Untuk itu,tambah Sobur, pengaruh seni dan budaya yang beraneka ragam dari Sabang sampai Merauke bisa dijadikan model desain-desain mebel dan kerajinan bagi para pelaku usaha mebel dan kerajinan.
Selain itu,tambah Sobur, HIMKI mensupport para pengusaha UMKM bidang mebel dan kerajinan/home decor dalam program pelatihan-pelatihan dan membantu pemasaran produk mebel dan kerajinan dengan mengajak dan mengikutsertakan produk mebel dan kerajinan/home decor mereka ikut pameran baik dalam maupun luar negeri.(Lili)