Kerajinan dari Limbah Batok Kelapa dan Kulit Kerang yang Unik Asal Bali Bisa Tembus Pasar Ekspor

 Ekonomi

 

Pengusaha kerajinan berbahan batok kelapa dan kulit kerang yng unik asal Bali sekaligus pemilik perusahaan CV CV Alegra Interiors Zanny Chandra, ketika menghadiri Musda DPD HIMKI Sleman 2024, baru-baru ini.

BALI(Tilongkabilanews.id) – Batok kelapa dan kulit kerang oleh kebanyakan orang selalu dianggap sebagai  limbah atau rongsokan yang tidak bisa manfaatkan kembali. Siapa bilang kedua rongsokan tersebut tidak dapat dijadikan sumber pendapatan untuk membiayai kebutuhan hidup bagi dirinya beserta keluarga.

Tanggpan atau pandangan orang yang menyebutkan kedua limbah itu tidak dapat dijadikan sandaran penghasilan, ternyata itu keliru besar. Buktinya di tangan pria yang memiliki kreativitas tinggi dan bisa membaca peluang bisnis serta menyukai hal-hal yang penuh tantangan itu, pengusaha muda bernama Zanny Chandra, mampu menyulap barang-barang limbah menjadi produk home décor berupa kerajinan yang menarik. 

Batok kelapa dan kulit kerang yang dianggap limbah oleh orang lain, tapi di tangan Zanny Chandra bisa diandalkan sebagai sumber penghasilan untuk membiayai hidup dirinya sendiri beserta keluarganya.

Pria yang pernah kuliah di luar negeri dan memiliki toko kerajinan di negara tempat dia menimba ilmu itu, batok kelapa dan kulit kerang bisa dibuat berbagai aneka produk kerajinan yang ciamik atau menarik.

Namun sebelum menekuni bisnis di industri pembuatan kerajinan yang berbahan utamanya batok kelapa dan kulit kerang serta kayu triplek, plywood, Zanny Chandra, bekerja di salah satu perusahaan kerajinan di Bali.

‘’Bekerja di salah satu perusahaan kerajinan yang ada di Bali itu, saya anggap sebagai ajang  tempat belajar untuk menimba ilmu terkait cara pembuatan kerajinan maupun pengelolaan  bisnisnya. Setelah dinilai cukup memiliki wawasan n terkait cara pembuatan dan bisnis di kerajinan, saya pun mencoba memberanikan diri membuka usaha sendiri di bidang kerajinan,’’ ujar pemilik perusahaan pembuatan kerajinan batok kelapa dan kulit kerang, CV Alegra Interiors, Zanny Chandra kepada media, Selasa (30/7/2024

Kenapa Zanny memilih bisnis di bidang kerajinan? Dia memberikan alasan, produk kerajinan atau home décor ini tetap banyak diminati banyak orang, alias ada pangsa pasarnya yang cukup menjanjikan, juga bidang tersebut sesuai dengan pengalamn yang diperolehnya selama bekerja di perusahaan kerajinan di Bali.

Apalagi Bali yang dikenal dengan sebutan Pulau Dewata yang banyak dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, pada umumnya mereka akan mencari produk kerajinan yang unik sebagai oleh-oleh, yang membuktikan kalau mereka pernah berwisata atau berkunjung ke Bali.

‘’Adanya kunjungan wisatawan itu berarti ini menunjukkan ada peluang pasar menarik yang mesti digarap dengan baik dan seapik mungkin,” tuturnya.

Setelah melihat potensi pasar produk kerajinan yang cukup bagus itu dan ditunjang pengalaman serta modal dari tabungan pribadi dan keluarga, Zanny pun akhirnya mendirikan perusahaan kerajinan yang diberi nama, CV Alegra Interiors.

Zanny dengan CV Alegra Interios, perusahaan milknya itu memutuskan mmilih pembuatan kerajinan dengan bahan baku utamanya dari batok kelapa dan kulit kerang serta kayu triplek plywood. Bahan beupa batok kelapa dan kulit kerang tersebut di perusahaan CV Alegra Interiors ini dibuat menjadi small furniture berupa coffe table, nampan dan aneka produk kerajinan lainnya.

‘’Produk kerajinan yang dibuat di CV Alegra Interiors ini bahannya berupa kayu triplek plywood sebagai kontruksinya terus dilapisi batok kelapa atau kulit kerang. Namun sebelum dibuat menjadi produk jadi, harus didesain terlebih dahulu, sehingga produk yang dihasilkannya itu menjadi menarik,’’ tuturnya.

Menurut Zanny, bentuk desain yang menarik dan unik dalam pembuatan produk apapun, termasuk kerajinan menjadi kata kunci yang mesti diperhatikan oleh pengusaha yang bergerak di industri kerajinan maupun mebel. Karena desain yang menarik dan unik ini dapat menjadi salah satu pendorong minat konsumen untuk membeli produk yang ditawarkannya itu.

Prinsip itulah yang dipegang Zanny dalam menekuni bisnis produk kerajinan batok kelapa dan kulit kerang. Berkat prinsip yang dipegangnya itu, produk kerajinan batok kelapa dan kulit kerang buatan CV Alegra Interior ini bisa tembus pasar ekspor. Sementara ini, pelanggan dari luar negeri yang setia selalu order produk kerajinan yang dibuatnya itu berasal dari dua perusahaan  di Amerika Serikat. Dari perusahaan di Negara Paman Sam itulah, berbagai aneka produk kerajinan dari batok kelapa dan kulit kerang itu diekspor  menyebar ke mancanegara.

‘’Bahkan pada tahun 2017 lalu, kami  kebanjiran order dari kedua perusahaan di Amerika Serikat yang setia menjadi pelanggan untuk membeli produk kerajinan yang dibuat CV Alegra Interiors. Banjirnyya order itu menunjuukan produk kerajinan yang kami buat itu banyak disukai konsumen di luar negeri,’’ imbuh dia.

Produk kerajinan dari batok kelapa dan kulit kerang yang dibuatnnya tidak hanya diminati pembeli dari luar negeri saja, melainkan juga dari dalam negeri sendiri. Karena CV Alegra Interiors sendiri pernah mengerjakan proyek pembuatan small furniture yang dilapisi batok kelapa maupun kulit kerang yang bernuansa tropical di beberapa hotel di Bali.

Namun perjalanan dalam menekuni bisnis di industri pembuatan kerajinan batok kelapa dan kulit kerang itu tidak selamanya cerah, tetapi juga mengalami pasang surut. Bahkan seperti sekarang ini di tengah situasi perekonomian dunia yang kurang baik, industri pembuatan kerajinan batok kelapa dan kulit kerang yang dijalani CV Alegra Interior pun ikut terkena dampaknya.

‘’Berkurangnya permintaan pasar ini menunjukkan minat beli konsumen belanja untuk kerajinan seperti ini sudah jenuh,’’ ucap anggota DPD HIMKI Bali menjelaskan.

Dalam menghadapi situasi seperti itu, bagi Zanny, dia tidak boleh berdiam diri, terpaku membuat produk yang selama ini dibuatnya, melainkan harus memeras otak untuk menciptakan produk baru dengan desain yang baru pula. Hal itu harus dilakukan dia agar priuk dapurnya tetap nggebul serta  bisa membayar upah para pekerjanya.

Akibat lesunya pasar atas permintaan produk kerajinan yang dibuatnya, itu, dia pun merasa kesulitan mendapatkan tenaga kerja yang terampil.  Hal ini dikarenakan para tenaga kerja yang selama ini bekerja di perusahaanya itu memilih pada pindah ke profesi lain.

Ditengah kesulitan yang menderanya itu, Zanny sebagai seorang pengusaha tidak boleh menyerah dalam menghadapi keadaan, melainkan harus semangat dan jeli membaca peluang bisnis yang menarik.(lili)

 

banner 468x60

Author: 

Related Posts