Kemenperin Siapkan SDM Kompeten Dukung Penerapan Industri Hijau

 Ekonomi

 

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian, Masrokhan.

JAKARTA (Tilongkabilanews.id)- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan sebagai negara tujuan ekspor saat ini telah mewajibkan persyaratan produk dan perusahaan yang menerapkan standar industri hijau.

‘’Adapun standar industri hijau yang harus dipenuhi oleh suatu produk maupun perusahaan industri yang melakukan ekspor ke negara tujuan ekspor tersebut, diantaranya  mulai dari eco label, kandungan material daur ulang, bebas bahan kimia tertentu, nilai emisi karbon suatu produk dan proses, pemenuhan standar hijau internasional lainnya, serta penggunaan teknologi digital,’’ujar Menperin Agus dalam keterangan persnya yang diterima redaksi Tilongkabilanews.id, Rabu(17/5/2023).

Lanjut Menperin Agus,di Indonesia sendiri kebijakan industri hijau telah ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian. “Kementerian Perindustrian menilai penerapan standar industri hijau menjadi jawaban akan kebutuhan tools untuk memenuhi regulasi negara tujuan ekspor tentang praktik berkelanjutan dan manajemen risiko komoditas, sehingga menjadi daya saing tersendiri bagi industri nasional,” kata Menperin Agus.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan menambahkan, untuk menghadapi tantangan di dunia industri saat ini, pemerintah telah melakukan berbagai upaya strategis, termasuk dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) industri kompeten.

‘’Dalam upaya mencetak SDM industri kompeten, Kemenperin telah memiliki sejumlah unit pendidikan vokasi industri, di antaranya sembilan SMK, 11 Politeknik, dan dua Akademi Komunitas yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia,’’ujar Masrokhan.

Disebutkan Masrokhan, salah satu kampus Kemenperin, yakni Politeknik APP Jakarta telah menjalin kerja sama dengan Southeast Asia Work Integrated Learning (SEAWIL) bersama Politeknik Seberang Perai (Malaysia), Politeknik Kota Kinabalu (Malaysia) dan Politeknik LP3I Medan (Indonesia).

‘’Salah satu fokus program ini adalah membuka wawasan mahasiswa terhadap perkembangan industri terkini, termasuk industri hijau,” tutur Masrokhan.

Rangkaian dari program tersebut meliputi kunjungan ke industri logistik dan pelabuhan di masing-masing wilayah lokasi perguruan tinggi berada. Politeknik APP Jakarta melakukan kunjungan industri ke PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang berlokasi di Tanjung Priok, Jakarta Utara.

“Kunjungan ke Pelindo (PT. Pelabuhan Indonesia) dilakukan untuk mengetahui dan berdiskusi dengan pengelola pelabuhan Indonesia mengenai sejauh mana penerapan teknologi dan energi hijau yang telah dilakukan di indonesia,” ujar Kaprodi Jurusan Manajemen Logistik Industri Elektronika, Erika Fatma.

Peserta didik yang mengikuti kunjungan tersebut mendapatkan materi tentang Green Port sebagai upaya menuju net zero emission PT Pelabuhan Indonesia (Persero). Setelah pemaparan materi tersebut, dilakukan diskusi mengenai tantangan, peluang dan rencana pengembangan teknologi hijau serta dampaknya secara sosial dan ekonomi.

“Pelindo sebagai pengelola pelabuhan terbesar di Indonesia, dapat menjadi studi kasus yang sangat menarik dan acuan dalam pengembangan adopsi pemanfaatan teknologi dan energi hijau di Indonesia,” lanjut Erika.

Program SEAWIL ini mengintegrasikan kegiatan pembelajaran dengan aktivitas Industri melalui Project Based Learning. Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat berinteraksi dan bekerjasama secara intensif dengan mahasiswa dari negara lain.

Program tersebut memberikan pengetahuan mengenai penerapan energi hijau yang dapat memberikan dampak positif kepada perusahaan baik secara ekonomi, lingkungan dan sosial. Selain itu mahasiswa dapat menggali lebih dalam mengenai tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh perusahaan serta rencana yang akan dilakukan 10 tahun ke depan.(Lili).

 

banner 468x60

Author: 

Related Posts

Comments are closed.