Jubir Kemenperin Katakan Ekspansi Sektor Manufaktur Masih Terus Meningkat

 Ekonomi

 

Juru Bicara(Jubir) Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif

JAKARTA (Tilongkabilanews.id)-Ekspansi sektor manufaktur masih terus meningkat. Hal tersebut terlihat beberapa kinerja sektor manufaktur yang makin membaik, seperti PDB, realisasi investasi, capaian ekspor, serapan tenaga kerja dan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur.

Juru Bicara(Jubir) Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif dalam keterangan persnya, Kamis (10/2/2022) mengatakan kontribusi sektor industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.

‘’Sejak 2010, sektor industri terus memberikan kontribusi terbesar pada PDB nasional, bahkan di kala puncak pandemi terjadi pada tahun 2020-2021. Pada 2021, sektor industri mencatatkan PDB sebesar Rp2.946,9 Triliun, meningkat dari tahun 2020 yang mencapai Rp2.760,43 Triliun. Adapun ada 2020, kontribusi sektor industri di Indonesia yang mencapai 19,8% juga melampaui rata-rata dunia yang sebesar 16,5%.,’’ujar Febri.

Demikian juga sepanjang tahun 2021, investasi sektor manufaktur mencapai Rp325,4 Triliun. Angka tersebut melewati target capaian investasi manufaktur yang diproyeksikan Kemenperin sebesar Rp280 triliun hingga Rp290 Triliun, serta naik sebesar 19% dari tahun 2020 (Rp272,9 Triliun). Sebagai pembanding, pada tahun 2019, realisasi investasi di sektor ini adalah sebesar Rp215,9 Triliun.

“Seperti disampaikan sebelumnya oleh Menteri Perindustrian, melesatnya realisasi investasi di sektor industri menunjukkan level kepercayaan terhadap Indonesia yang masih tinggi sebagai tempat yang tepat bagi bisnisnya. Hal tersebut juga menjadi momentum penting menguatnya ekonomi Indonesia pascapandemi,” jelas Febri.

Peningkatan investasi juga erat kaitannya dengan penyerapan tenaga kerja. Serapan tenaga kerja di industri manufaktur mencapai 1,2 juta orang pada 2021,menjadikan jumlah totalnya menjadi 18,7 juta orang. ”Jumlah  tenaga kerja ini, ucap Febri meningkat sekitar 7% dari total tenaga kerja pada 2020 yang sebesar 17,48 juta orang.

Di sisi ekspor, industri manufaktur juga memberikan kontribusi paling besar pada tahun 2021. Nilai ekspor manufaktur pada periode tersebut mencapai USD177,10 Miliar, menyumbang hingga 76,49% dari total ekspor nasional.

Capaian tersebut meningkat dari angka ekspor manufaktur pada 2020 sebesar Rp131 Miliar, maupun tahun 2019 atau sebelum pandemi yang berada di angka Rp127,38 Miliar. Sementara itu, realisasi investasi di sektor manufaktur pada tahun 2021 tercatat sebesar Rp325,4 triliun atau naik 19,24% dari nilai investasi tahun 2020.

Selanjutnya, angka PMI manufaktur Indonesia di sepanjang tahun 2021 secara umum berada pada level ekspansif. Penurunan terjadi pada bulan Juli dan Agustus akibat pembatasan aktivitas di masa PPKM Darurat dan PPKM Level 4. Pada periode 2021, PMI Manufaktur Indonesia beberapa kali memecahkan rekor angka tertinggi sepanjang sejarah, yakni sebesar 53,2 di bulan Maret, 54,6 di bulan April, 55,3 di bulan Mei, dan puncaknya 57,2 di bulan Oktober.

Hal ini menunjukkan ekspansi di sektor manufaktur Indonesia, yang terus berlanjut hingga tahun 2022, dengan angka PMI sebesar 53,5 pada Januari lalu. Menurut IHS Markit, kondisi permintaan secara umum menguat, yang mendorong kenaikan aktivitas pembelian dan aspek ketenagakerjaan.

Febri memaparkan, indikator-indikator tersebut menunjukkan bahwa sektor industri terus berekspansi, bahkan terdapat beberapa sektor yang meningkat performanya di tengah pandemi. Peningkatan permintaan yang mulai pulih merupakan indikasi fondasi penting yang mendorong pemulihan sektor industri. “Walau demikian, tidak dipungkiri terjadi penurunan output akibat permintaan yang sangat berkurang karena dunia juga mengalami resesi,” jelasnya.(Lili).

 

 

banner 468x60

Author: 

Related Posts

Comments are closed.