
Menteri Perdagangan, Budi Santoso (Busan) menyalami Ketua Umum HIMKI,Abdu Sobur bersama jajaran pengurus HIMKI pada acara pertemuan di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta,Kamis(6/2/205).
JAKARTA(Tilongkabilanews.id)-Pelaku industri mebel dan kerajinan nasional yang tergabung dalam HIMKI (Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia menyampaikan aspirasi langsung kepada Menteri Perdagangan, Budi Santoso (Busan).
Aspirasi itu sendiri disampaikan Ketua Umum HIMKI (Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia), Abdul Sobur dan jajaran pengurusnya ketika melakukan pertemuan dengan Mendag Busan, di kantor Kementerian Perdagangan di Jl. M.I. Ridwan Rais No.5 7, Jakarta, Kamis (6/2/2025)
Pertemuan ini bukan sekadar audiensi biasa, melainkan agenda strategis yang diharapkan dapat membawa angin segar bagi industri mebel dan kerajinan nasional. HIMKI mengangkat berbagai tantangan utama yang tengah dihadapi industri, mulai dari lonjakan produk impor yang mengancam produksi dalam negeri hingga melemahnya ekspor akibat konflik global dan kebijakan tarif dari negara tujuan, seperti Amerika Serikat.
Dalam pemaparannya, Abdul Sobur menyoroti kebijakan baru AS yang mengenakan tarif ekspor produk kayu antara 10-30 persen. Kebijakan ini memberikan tekanan besar terhadap daya saing industri mebel Indonesia di pasar internasional.
Meski menghadapi berbagai hambatan, HIMKI tetap optimis. Karena itu, berbagai program unggulan terus digalakkan untuk memperkuat daya saing serta meningkatkan ekspor produk mebel dan kerajinan Indonesia.
‘’Untuk memperkuat daya saing dan meningkatkan ekspor ini, salah satunya yang kami lakukan adalah melalui kegiatan pameran, yaitu Indonesia International Furniture Expo (IFEX),’’ujar Sobur.
Sobur menambahkan, IFEX ini merupakan kegiatan pameran B2B terbesar di Indonesia yang rutin digelar setiap Maret. Bahkan IFEX ini menjadi ajang penting bagi para pelaku industri mebeluntuk menjangkau pasar global.
‘’Pameran IFEX 2025 ini akan diselenggarakan pada 6–9 Maret 2025 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta,’’tutur Sobur.
Selain itu lanjut Sobur, HIMKI juga menjalankan Business Export Coaching (BEC) dan Local Business Export Coaching (LBEC), yang fokus pada pembinaan pelaku usaha home decoration berbahan kayu, rotan, dan serat alami lainnya agar dapat bersaing di pasar ekspor, khususnya Eropa.
Program ini kata Sobur lebih lanjut merupakan hasil kerja sama dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta DEKRANAS, dengan dukungan dari CBI Belanda.
Pada pertemuan tersebut, Sobur pun menyebutkan HIMKI memiliki program unggulan lainnya, yaitu “Aku Siap Ekspor” (ASE) yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas UKM agar mampu menembus pasar internasional.
Menurut Sobur, audiensi ini menjadi titik terang bagi industri mebel dan kerajinan Tanah Air. Karena dengan sinergi yang semakin kuat antara HIMKI dan pemerintah, diharapkan sektor industri mebel dan kerajinan Indonesia mampu bertahan menghadapi tantangan global serta terus berkembang sebagai salah satu sektor unggulan ekspor nasional

Usai audiensi, pengurus HIMKI dan Tim Sekretariat HIMKI melakukan foto bersama dengan Menteri Perdagangan, Budi Santoso (Busan).
Menanggapi berbagai permasalahan yang disampaikan HIMKI, Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung industri mebel dan kerajinan nasional. Ia berjanji akan terus hadir dalam pameran IFEX serta berupaya mencari solusi atas kendala yang ada.
Salah satu langkah konkret yang tengah dipertimbangkan adalah penyederhanaan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), yang nantinya cukup dilakukan di hulu guna mempercepat proses ekspor.
Kata Mendag Busan untuk memperluas pasar ekspor produk furnitur Indonesia, para pelaku usaha disektor industri tersebut bisa memanfaatkan perwakilan perdagangan Indonesia yang ada di luar negeri.
‘’Saya sarankan agar pengusaha mebel dan kerajinan yang tergabung di HIMKI melakukan business matching dengan Atase Perdagangan serta Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di berbagai negara. Langkah ini diharapkan dapat memperluas penetrasi pasar produk mebel dan kerajinan Indonesia di kancah global,’’kata Mendag Busan.
Mendag Busan menambahkan, selain itu, pengusaha furnitur Indonesia juga bisa memanfaatkan perjanjian perdagangan yang sudah terjalin dengan negara mitra.
Apalagi Indonesia kata Mendag Busan merupakan pemasok furnitur dan kerajinan nomor 19 di dunia dengan nilai mencapai USD 2,46 miliar pada tahun 2023 dengan tren pertumbuhan tahunan sebesar 2,62% selama 5 tahun terakhir (2019–2023)..Karena itu, business matching antara HIMKI dengan Atase Perdagangan serta Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di berbagai negara sangat penting dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan eskpor.
Pada pertemuan tersebut, Mendag didampingi oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Fajarini Puntodewi; Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur, Dewi Rokhayati dan Kepala Pusat Penanganan Isu Strategis, Deden Muhammad F S. (Lili).