Dekranasda Provinsi Gorontalo Prihatin Upah Perajin Karawo Masih Rendah

 Ekonomi

 

Ketua Dekranasda Gorontalo, Gamaria Purnamawati Monoarfa (kedua kiri), berbincang dengan para perajin karawo di Desa Molalahu, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo, Rabu (4/1/2023). (Foto : Haris)

KABGOR(Tilongkabilanews.id)– Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Gorontalo prihatin upah perajin Karawo masih rendah. Padahal secara sesungguhnya, Karawo ini merupakan karya seni yang memiliki nilai yang sangat tinggi.

‘’Dekranasda sendiri berkeinginan kegiatan menyulam karawo ini menjadi pekerjaan tetap, bukan hanya sekedar usaha sambilan. Hal itu perlu menjadi perhatian agar warisan budaya asli Gorontalo ini tetap lestari,’’ujar Ketua Dekranasda Provinsi Gorontalo, Gamaria Purnamawati Monoarfa, saat bertatap muka dengan perajin yang tergabung dalam kelompok usaha Karawo Molalahu Jaya, di Desa Molalahu, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo, Rabu (4/1/2023).

Terkait dengan itu, kata Gamaria lebih lanjut, Dekranasda Provinsi Gorontalo pun terpanggil untuk meningkatkan kesejateraan para perajin Karawo tersebut. Adapun upaya yang dilakukan Dekranasda provinsi tersebut dalam memajukan usaha para perajin Karawo tersebut, melalui pembentukan koperasi khusus perajin Karawo dan Asosiasi Perajin Karawo.

“Kami dari Dekranasda membentuk koperasi khusus untuk perajin karawo. Di koperasi itu kami menyediakan seluruh bahan yang dibutuhkan para perajin, kemudian hasil sulamannya akan dijual melalui koperasi tersebut,” kata Gamaria.

Gamaria menjelaskan, dengan terbentuknya koperasi tersebut, para perajin setiap saat bisa membuat sulaman karawo tanpa harus menunggu pesanan. ‘’Pendirian koperasi ini juga bertujuan untuk membantu perajin yang selama ini terkendala dengan permodalan dan pemasaran,’’tuturnya

Adapun perlu dibentuknya Asosiasi Perajin Karawo ,kata Gamaria bertujuan untuk memfasilitasi kepentingan para perajin ke pemerintah daerah maupun pihak terkait lainnya.

Pembentukan asosiasi ini tambah isteri Penjagub Hamka ini, untuk menampung dan memperjuangkan hak-hak para perajin karawo, salah satunya menyangkut upah menyulam yang dinilai masih cukup rendah.

Kepada Ketua Dekranasda Gorontalo sejumlah perajin mengungkapkan, rata-rata dalam sebulan bisa menyulam motif berukuran besar sebanyak dua lembar kain karawo. Dengan tarif tertinggi untuk perlembarnya sebesar Rp300 ribu, berarti dalam sebulan penghasilan perajin hanya sebesar Rp600 ribu.

Turut hadir pada tatap muka tersebut Penjabat Gubernur Gorontalo, Hamka Hendra Noer, bersama Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan, Risjon Sunge, dan jajarannya. Usai bertatap muka dengan perajin di Desa Molalahu, rombongan juga berkunjung ke kelompok karawo Li Inong di Desa Talumelito dan kelompok karawo Desa Tulandenggi, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo.(Azis).

 

banner 468x60

Author: 

Related Posts

Comments are closed.