JEPARA,(Tilongkabilanews.id) – Pria ulusan Teknik Sipil dari salah satu universitas di Indonesia menekuni bisnis di industri mebel setelah dia berkarir kerja dibidang sektor kontruksi. Pada awalnya pria yang dimaksud itu, yaitu bernama Antoius Suhandoyo setelah menyandang gelar sarjana Teknik Sipil terus berjuang mencari pekerjaan yang sesuai latar belakang pendidikannya. Sementara saat itu perekonomian dunia, termasuk Indnesia sedang menghadapi tantangan besar ,yaitu mengalami resesi global,yang menyebabkan perekonomian duinia tengah terpuruk.
Pria yang memiliki hobi,renang,fotografi, aeromodelling dan RC Model itu setelah lulus kuliah dan menyandang gelar sarjana Teknik Sipil itu mencoba peruntungan melamar pekerjaan di sebuah perusahaan konsultan sebagai junior engineering. Sayangnya, krisis moneter yang melanda Indonesia memaksa perusahaan tersebut melakukan pengurangan karyawan, sehingga ia harus menghentikan pekerjaannya di sana.
Setelah terjadinya pengurangan karyawan di perusahaan konsultan tersebut, Antoius pun melamar di PT Citra Marga Nusapala Persada (CMNP), sehingga ia pun ikut terlibat dalam pembangunan proyek jalan layang tol Ancol. Di perusahaan jalan tol sendiri,Antonoius tidak lama bekerja.
Pengalaman kerja di dua perusahaan itu dan sulitnya siatusi ekonomi menjadi awal perjalanan Antonius yang kelak membentuk fondasi penting dalam kariernya. Dari krisis itu, ia belajar bertahan dan mencari peluang, yang akhirnya membawanya beralih ke industri furnitur di kemudian hari.
‘’ Pada tahun 1998, saya menerima tawaran bekerja di Ethnic Craft, NV, sebuah perusahaan besar di industri mebel. Di sinilah saya mendalami pengetahuan tentang material dan desain, yang ternyata sangat relevan dengan latar belakang pendidikan yang saya tempuh. Namun, perjalanan di perusahaan itu,saya berhenti pada tahun 2001 karena ketidaksepahaman dengan pemilik perusahaan,’’ujar pria yang penyuka warna favorit biru menceritakan kisahnya kepada wartawan Tilongkabilanews.id, Selasa(17/12/2024).
Antonius muda itu tidak menyerah dan terus berjuang mencari pekerjaan. Berkat kegigihannya mencari peluang kerja, akhirnya Antonius bisa bergabung dengan PT Kota Jati pada 2001 hingga 2013. Di perusahaan tersebut, ia menunjukkan kemampuan manajerialnya sebelum akhirnya diminta mengelola PT Karya Anugerah Gemilang, yang sebelumnya merupakan anak perusahaan Kota Jati.
Di PT Karya Anugerah Gemilang itu sendiri Antoinus pun ditunjuk dengan posisi jabatan sebagai direktur.Di perusahaan yang dikelolanya itu, Antonius menerapkan kebijakan tanpa hentik untuk selalu berinovasi.
‘’Kenapa untuk selalu berinovasi, karena produk mebel itu seperti kehidupan manusia, dinamis, terus berkembang, dan selalu menuju kesempurnaan,” ujar Antonius yang kini dipercaya sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Produksi dan Sumber Daya Manusia Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI),
Antonius sendiri dalam mengelola perusahaan itu teguh menerapkan prinsipnya,yaitu untuk melayani dengan sepenuh hati. Filosofinya sederhana namun mendalam:
“Jika setiap kita memberi, maka setiap kita akan menerima.” Prinsip ini ia terapkan dalam setiap aspek bisnisnya, termasuk menjaga hubungan baik dengan pembeli dan memberikan layanan purna jual yang memuaskan, seperti garansi produk.
Demikian pula menurut Antonius di dunia bisnis yang penuh persaingan,dia selalu menekankan pentingnya menjaga kepercayaan klien, terutama dengan tidak mereproduksi desain yang sama tanpa izin.
“Komitmen itu harus dijaga, karena kepercayaan adalah kunci dalam bisnis,” tegasnya.
Menurut Antonius lebih lanjut, dia percaya untuk bertahan di industri mebel, seorang pengusaha harus tangguh dan tidak mudah mengeluh. Namun, ia juga menyoroti hambatan yang sering dihadapi, seperti regulasi pemerintah yang kurang mendukung hingga perilaku oknum yang memanfaatkan posisi mereka untuk kepentingan pribadi. “Ini sering kali meruntuhkan idealisme pengusaha,” keluhnya
Sementara perusahaan yang ia kelola, PT Karya Anugerah Gemilang, dikenal memproduksi furnitur outdoor dan indoor. Namun, produk outdoor menjadi andalan utama, baik untuk pasar lokal maupun ekspor. Untuk pasar lokal, furnitur outdoor sering dipesan oleh hotel-hotel, sementara ekspor dilakukan dengan merek “Seven Degree” ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Prancis, Belanda, Belgia, dan Inggris.
Di balik kesuksesan ekspor tersebut, Jepara menjadi pusat produksi.mebel,Antonius terus berkarya menghasilkan produk mebel mebel berkualitas,sehinggga klien atau buyer pun merasa puas atas produk yang dibuatnya
“Pabrik kami memiliki 40 hingga 100 karyawan yang mampu mengerjakan dua hingga tiga kontainer setiap bulannya,” jelas Antonius. Ia menambahkan bahwa sebagian besar produk yang dihasilkan adalah desain eksklusif yang dirancang khusus oleh para pembeli atau desainer.
Diakhir perbincangannya, Antoinus pun tidak lupa memberikan masukan atau nasihat kepada rekan-rekan di HIMKI untuk tetap kuat dan bangga dengan kejujuran. Karena menurutu dia integritas adalah kunci penting yang diperhatikan pelaku usaha mebel agar industri mebel Indonesia dapat terus berkembang dan bersaing di pasar global.
Hari ini, Antonius Suhandoyo tidak hanya menjadi pemimpin yang dihormati di HIMKI, tetapi juga seorang pengusaha yang berhasil menginspirasi banyak orang melalui komitmen, kejujuran, dan semangat untuk terus belajar. Di balik furnitur yang ia hasilkan, terdapat kisah perjuangan yang tak kenal lelah, penuh dedikasi, dan sarat nilai-nilai kehidupan. (Lili)