Christianto Prabawa, Tukang Kayu di Semarang yang Sukses Jadi Pengusaha Mebel untuk Pasar Ekspor

 Ekonomi

 

CEO CV. Mebel Internasional, Christian Prabawa

SEMARANG(Tilongkabilanews.id) – Siapa sangka, seorang ahli pertukangan kayu di Semarang, kini menjadi pengusaha sukses di bidang industri mebel yang digelutinya. Bahkan tidak tanggung-tanggung produk mebel yang dibuatnya  pun dengan kualitas menengah ke atas hanya diperuntukan untuk pasar ekspor.

Sosok tukang kayu yang sukses jadi pengusaha mebel tersebut, yaitu Christianto Prabawa. Pria yang punya hobi traveling, olah raga dan nonton film, mengaku profesi sebagai tukang kayu yang ditekuninya itu telah mengantarkan dirinya menjadi pengusaha mebel, dimana produk mebelnya sangat disukai buyer dari luar negeri.

‘’Perjalanan untuk menjadi pengusaha mebel yang saya alami ini tidak ujug-ujug atau tiba-tiba, melainkan melalui proses yang panjang, berliku dan tentunya ditambah dengan kerja keras, tekun dan disiplin dalam bekerja,’’ ujar CEO CV. Mebel Internasional, Christian ketika berbicang dengan wartawan Tilongkabilanews.id, Kamis (29/8/2024).

Christian pun lebih lanjut menceritakan awal kisah perjalanan hidupnya menjadi pengusaha mebel kualitas ekspor. Sebelum mendirikan perusahaan industri mebel yang diberi nama CV. Mebel Internasional pada tahun 2004, dia sebenarnya memliki keahlian di bidang pembuatan mebel itu tidak terlepas dari pengetahuan dan keterampilan yang didapat di bangku sekolah, yaitu SMK dan  kuliah di Akademi Tehnik PIKA Semarang.

Pria yang suka warna favorit biru itu, ketika masih remaja, tepatnya lulus dari sekolah menengah pertama, dia lebih tertarik melanjutkan sekolah mengambil jurusan teknik, yaitu SMK dengan konsentrasi pelajaran dibidang Teknik Perkayuan atau biasa dikenal Teknik Pertukangan Kayu.

Selama sekolah di SMK  Semarang tersebut, dia pun tekun dan giat dalam belajar teori maupun pratek. Akhirnya tidak terasa menimba ilmu dan keterampilan pertukangan kayu selama di SMK itu berakhir dan Christian pun dinyatakan lulus yang terbaik dan berhak meraih sertifikat kelulusan, berupa ijazah. Tak lama berselang, melanjutkan pendidikan Managemen Perkayuan ke Akademi Tehnik PIKA.

Ini salah satu produk mebel yang dibuat oleh Divisi Hospitality, berupa kursi untuk kebutuhan hotel atau restauran

Bermodalkan ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidang pertukangan kayu tersebut, Christian yang masih remaja dan ‘freshgraduate’ memberanikan melamar kerja di perusahaan mebel lokal yang ada di Jakarta.

Bekerja di perusahaan lokal itu, dia jalani dalam waktu dua tahun. Untuk itu, Christian pun hijrah atau pindah kerja ke perusahaan mebel milik investor asing asal Amerika Serikat di Semarang. Namun bekerja di perusahaan milik investor Amerika Serikat tidak lama hanya dua tahun.

Akhirnya, dia pun berlabuh pindah kerja lagi ke perusahaan asing lainnya, yaitu di perusahaan PMA Italia. Bekerja di perusahaan investor asal Italia dijalani oleh pria yang memiliki filosfi hidup ’’Nikmati Hari Baru Yang Lebih Baik Setiap Hari’’ ini cukup lumayan lama, yaitu lima tahun.

‘Alasan saya bekerja di perusahaan milik investor asing ini ternyata lebih sistimatis dalam setiap proses mekanisme suatu pekerjaan. Pada prinsipnya jelas sistemnya, sehingga produk mebelnya bisa dibuat masal. Sementara kerja di perusahaan lokal itu lebih rumit, karena setiap ada order harus mendatangi langsung pemesan atau buyer untuk melakukan pengukuran mebel sesuai tempat, selera, desain dan karateristik yang dimiliki masing-masing pembeli. Sementara di perusahaan asing yang memproduksi mebel untuk kebutuhan retail ekspor itu jelas sistemnya. Karena itu, selama bekerja di perusahaan asing ini, saya pun banyak belajar mulai dari A sampai Z, yaitu mulai mendapatkan bahan baku, pengeringan, proses produksi, finishing, packing hingga pengiriman ke negara tujuan ekspor,’’ kata Christian.

Selama bekerja di perusahaan asing dari Italia, dia bersentuhan atau berkenalan dengan salah seorang buyer dari Inggris. Pihak buyer dari Inggris tersebut memperhatikan kinerja  Christian yang luar biasa. Di tahun 2005, Christian berhenti bekerja dan memulai usahanya sendiri, Buyer tersebut berbaik hati menghubungi dirinya dan memberikan pinjaman modal untuk mengembangkan usaha di bidang industri mebel untuk mensuplai ke Inggris.

Setelah mendapat lampu hijau terkait modal usaha yang dipinjamkan buyer dari  Inggris, pada tahun 2006 Christian memulai bisnisnya dengan mendirikan CV. Mebel Internasional.

‘’Setelah mendapat modal dari buyer asal Inggris itu, saya memulai produksi dengan memanfaatkan lahan seluas 1.500 meter persegi. Adapun produk mebel yang diproduksi, yaitu memilih jenis indoor furniture ketimbang outdoor furniture,’ tutur Christian.

Ini salah satu produk mebel yang dibuat oleh Divisi Retail, berupa tempat tidur untuk kebutuhan pasar ritel di luar negeri

Perusahaan milik Christian dalam menjalani bisnisnya itu dibagi dalam dua divisi, yaitu retail dan hospitality. Alasan dipisahkan menjadi dua divisi ini, agar setiap divisi itu fokus produk sesuai segmen pasarnya. Divisi retail ini diperuntukan untuk melayani buyer yang memiliki toko mebel di negaranya. Sementara divisi hospitality melayani kebutuhan mebel bagi hotel/restoran yang ada di luar negeri.

‘’Produk mebel buatan CV. Mebel Internasional ini 100 persen untuk diekspor ke beberapa negara tujuan ekspor, seperti Inggris, Jepang, UAE dan beberapa negara lain di Eropa serta Amerika Serikat. Bahkan buyer dari Inggris yang pernah meminjamkan modal untuk buka usaha sampai sekarang masih tetap membeli produk mebel yang kami buat,’’ imbuh Christian yang menjabat Ketua Bidang Pengembangan Industri Menengah Besar DPP HIMKI

Buyer dari luar negeri menyukai produk mebel yang dibuat CV. Mebel Internasional,  ucap Christian karena pertimbangan kualitas dan desainnya yang unik dan khas. Karena itu, terkait kualitas ini bagi CV. Mebel Internasional modal utama dan penting dalam menjaga kepuasan dan kepercayaan buyer. Apalagi CV. Mebel Internasional sendiri dalam memproduksi mebelnya memilih segmen kelas menengah ke atas yang sangat mengutamakan kualitas. Hal ini tentunya akan menambah kepercayaan para buyer dalam soal kualitas yang selalu dijaga.

Ketika ditanyakan soal bahan baku kayu, Christian mengaku selama ini dirinya tidak mengalami kendala. Artinya bahan baku kayu itu dia dapatkan dari supplier kayu di dalam negeri, terutama dari Pulau Jawa. Adapun bahan baku kayu yang selama ini dipakai, yaitu Mahoni, Jati dan Mindi.

Pada kesempatan itu, Christian menuturkan kendala yang saat ini dihadapi yaitu langkanya SDM khusus bidang mebel. Karena itu solusi yang ditempuh dia dalam mendapatkan SDM pertukangan kayu, khusus mebel, perusahaan CV. Mebel Internasional memberikan kesempatan bagi siswa di SMK-SMK dan Poltek yang mengambil jurusan pertukangan kayu untuk magang di perusahaan tersebut.

Setiap siswa yang magang itu dibagi-bagi di setiap unit kerja, yaitu ada yang ditempatkan di bagian produksi, finishing atau amplas, packing dan unit lainnya. Hal itu dilakukan Christian dalam rangka membekali para siswa yang magang semakin memahami dan tertarik untuk menekuni pekerjaan di industri pembuatan mebel.

Di akhir perbicangan dengan wartawan Tilongkailanews,id, Christian pun memberikan tips bagaimana mempertahankan bisnis di industri mebel tetap eksis seperti yang dialami. Menurutnya, pelaku bisnis di industri mebel itu harus memperhatikan atau mempertahankan kualitas yang sudah dipercaya buyer. Selanjutnya harus menepati waktu, baik terkait proses produksi maupun pengiriman barang yang telah disepakati buyer dengan produsen mebel. Selain itu kerjakan pesanan buyer sesuai  desain dan spek produk mebel yang diminta buyer. (Lili)

 

banner 468x60

Author: 

Related Posts