Bermodalkan  Rp 700 Ribu, Ruslamaji Sukses Jadi Pengusaha Mebel dan kerajinan untuk Pasar Ekspor

 Ekonomi

 

Direktur sekaligus pemilik UD. Java Volume Art, Ruslamaji Dwi Putranto

YOGYAKARTA(Tilongkabilanews.id_ — Yogyakarta yang dikenal dengan sebutan ‘’Kota Pendidikan’’ juga dikenal dengan kota kuliner maupun kerajinan yang menarik dan unik yang dibuat dari berbagai bahan baku, baik bebatuan, kayu dan material lainnya.

Karena itu, jangan heran kalau di Yogyakarta, para buyer maupun wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut dengan mudah mendapatkan produk kerajinan yang bagus dengan desainnya menarik. Untuk itu, jika wisatawan yang datang ke Yogyakarta tidak membeli produk kerajinan  sebagai oleh-oleh atau cinderamata, sepertinya kurang lengkap kalau mereka telah berkunjung ke Yogyakarta.

Banyaknya pembeli yang belanja produk kerajinan yang dibuat para pengrajin di Kota Gudeg itu telah mendorong hasrat seorang pria yang bekerja di perusahaan dealer otomotif dan pernah bekerja di industri furniture untuk mencoba peruntungan untuk terjun langsung di bisnis kerajinan.

Pria asal Yogyakarta yang dimaksud tersebut, yaitu Ruslamaji Dwi Putranto. Keinginan bulat untuk berwiraswasta atau pelaku usaha dibidang pembuatan kerajinan ini, setelah Ruslamaji yang akrab dipanggil Mas Aji mengalami musibah kecelakaan.

Untuk mewujudkan mimpinya menjadi pengusaha  kerajinan itu, pada tahun 2011 Aji pun nekad memulai usahanya hanya bermodalkan uang sebesar Rp 700 ribu. Dengan modal sebesar itu, Aji pun memulai membuat kerajinan dengan material berbaha  n bebatuan.

Apalagi Aji sendiri dalam mewujudkan mimpinya jadi pengusaha kerajinan itu mendapat dukungan penuh dari isteri tercinta sebagai belahan jiwanya yang bekerja di perusahaan mebel.

‘’Buyer pertama yang membeli produk kerajinan yang saya buat dari bebatuan itu berasal dari Jerman dan  Hawai,’’ ujar Direktur sekaligus pemilik UD. Java Volume Art,  Ruslamaji Dwi Putranto menceritakan awal kisah awal merintis usahanya kepada Tilongkabilanews.d, Jumat (27/9/2024).

Pria yang hobi touring dan jogging dan sekarang dipercaya sebagai Ketua DPD HIMKI (Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia) Daerah Istimewa Yogyakarta, semakin semangat untuk menggeluti bisnis kerajinan tersebut . Apalagi produk kerajinan yang dibuatnya ini semakin diminati buyer, seiring bertambahnya buyer dari luar negeri yang memesan dan membeli produk kerajinan  yang dibuat UD. Java Volume Art. Maksudnya, buyer tersebut bukan hanya datang dari Hawai saja, melainkan  juga dari Jerman, Austria, Panama, Timur Tengah, Kanada, Spanyol dan Amerika Serikat.

‘’Ketika saya mendapatkan buyer dari Jerman pada tahun 2012, dia memesan produk kerajinan dan furniture yang bahan bakunya dari kayu. Untuk memulai membuat produk kerajinan dan furniture sesuai pesanan buyer dari Jerman itu, saya pun mencoba membeli pohon Munggur (Suar) milik masyarakat, karena pemiliknya mau melakukan pembangunan rumah  atau dijual karena butuh dana,’’ kata pria penyuka warna favorite blue white and black.

Adanya tantangan berupa pemesan dari buyer asal Jerman tersebut, UD. Java Volume Art semakin berkembang dan fokus dalam pembuatan kerajinan dan furniture kayu, dengan bahan baku kayu Solid atau Botanical Wood ukuran besar.

Seiring perjalanan waktu dalam menjalankan bisnis furniture dan kerajinan, Aji pun tidak hanya mengenalkan kayu solid Botanical Wood sebagai bahan bakunya, melainkan juga kayu daur ulang atau kayu bekas. Penggunaan bahan baku yang dilakukan Aji dalam membuat produk furnitur maupun kerajinan itu, tergantung dari pesanan buyer.

Buyer dari Jerman ini semula memesan hanya satu  kontainer per tahun. Namun sekarang ini, Aji sendiri bisa ekspor produk furnitur yang dibuatnya untuk memenuhi permintaan buyer asal Jerman sebanyak  satu kontainer setiap  dua minggu dan belum permintaan buyer yang lain.

‘’Buyer dari Jerman itu  hingga sekarang masih setia untuk selalu order. Bahkan ekspor ke Jerman ini paling besar dan selanjutnya Amerika Serikat dan disusul Austria,’’ ucap Aji.

Aji sendiri merasa bersyukur perusahaan yang dia rintis tersebut terus berkibar hingga sekarang ini. Hal ini dikarenakan produk furnitur maupun kerajinan yang dibuatnya itu disukai para buyer.

Ketika ditanyakan, apa yang menjadi penyebab produk furniture maupun kerajinan yang dibuat UD. Java Volume Art disukai buyer? Aji mengemukakan, jika produk furnitur maupun kerajinan tetap disukai dan dibeli buyer, tentu pelaku usaha di industri tersebut harus memperhatikan berbagai hal dengan baik. 

Diantaranya yang harus diperhatikan pelaku usaha mebel dan kerajinan agar diminati buyer, yaitu membuat produk dengan design yang selalu berkembang, kualitas yang menarik dan apik. Selanjutnya, perhatikan kualitas produk harus tetap terjaga dengan baik. Misalnya aspek kekeringan bahan baku kayu itu sendiri. Selain itu perhatikan juga ketepatan waktu, baik dalam proses pengerjaan maupun pengiriman produk itu sendiri.

‘’Apabila pelaku usaha dapat memperhatikan desain yang menarik dan kuaitas produk terjaga dengan baik serta ketepatan waktu, otomatis buyer pun semakin percaya terhadap kita. Untuk itulah, saya selalu menjaga kepercayaan buyer dengan baik, sehingga order pun terus berlanjut hingga sekarang,’’ pesan Aji kepada pelaku bisnis yang bergerak di industri mebel maupun kerajinan, baik pemula atau kategori kecil dan menengah.

Aji menambahkan, jika kepercayaan buyer sudah dipegang, untuk selanjutnya menjalin komunikasi secara intens atau berkala. Karena dengan adanya jalinan komunikasi yang baik itu, akan semakin akrab antara pelaku usaha dengan pihak buyer.

Adapun mengenai desain untuk produk mebel dan kerajinan yang dibuat UD Java Volume Art, dilakukan oleh Aji sendiri dibantu oleh isterinya yang pernah bekerja di perusahaan mebel di Yogyakarta.

‘’Untuk desain ini, saya selalu mengganti dengan desain baru setiap satu tahun sekali. Ini saya lakukan agar buyer yang membeli dan menggunakan mebel maupun kerajinan buatan saya ini tidak bosan untuk membeli produk mebel dan kerajinan dengan desain terbaru,’’ pungkas Aji. (Lili)

banner 468x60

Author: 

Related Posts