Bermodalkan Jujur, Tukang Becak Sukses Jadi  Pengusaha Mebel di Jepara

 Ekonomi

 

Direktur CV Kreasion Antique Furniture, Suyuti yang sebelumnya merupakan seorang tukang becak di Jepara,

JEPARA(Tilongkabilanews.id) – Bermodalkan kejujuran dan ulet dalam bekerja, seorang pria penarik becak di daerah kelahiran pejuang wanita RA Kartini, Jepara, Jawa Tengah  menjelma menjadi seorang pengusaha mebel yang sukses. Bahkan produk mebel yang dibuatnya itu bisa tembus pasar ekspor ke beberapa negara di Eropa, Amerika Serikat dan Uruguay.

Awalnya pria asal Kabupaten Demak, Jawa Tengah yang merantau ke Jepara itu berusaha mencari penghidupan yang lebih baik. Namun apa daya, Suyuti pria yang dimaksud itu ketika berada di Jepara merasa kebingungan mencari pekerjaan. Karena Suyuti sendiri mengaku dirinya hanya lulusan SD dan tidak memiliki keterampilan yang bisa diandalkan  untuk mencari rejeki guna membiayai hidupnya.

Tetapi, pria yang memiliki hobi memelihara burung serta memancing itu tidak pernah putus asa dan tetap semangat untuk terus berjuang.

Untuk bisa bertahan hidup  selama berada di Jepara, Suyuti mencoba menjadi penarik becak atau tukang becak. Dia sendiri, walaupun masih muda, bahkan di usianya yang masih remaja, tidak merasa gengsi melakoni pekerjaan sebagai penarik becak. Dia lakukan pekerjaan itu demi menyambung hidup di perantauan.

‘’Pekerjaan menjadi penarik  becak itu, saya jalani kurang lebih sekitar 4 tahun. Selama menekuni pekerjaan jadi penarik becak, tetap saya syukuri, karena  dari pekerjaan itu, saya masih bisa mendapatkan rejeki untuk membiayai hidup, sehingga tidak merepotkan orang tua di kampung, di Demak,’’ tutur  Suyuti menceritakan kisah hidupnya sebelum dia yang sekarang ini menjadi Direktur CV Kreasion Antique Furniture, perusahaan miliknya kepada Tilongkabilanews.id, Senin (12/8/8/2024).

Selama menekuni pekerjaan sebagai tukang becak, pria yang memiliki filopsifi hidup ”Hidup Sederhana dan Selalu Bersyukur’’ itu memiliki pelanggan anak orang bule kaya yang selalu minta diantarkan ke tempat yang ditujunya.

Orang bule itu memiliki perusahaan di Jepara dan dia pun ditawari pekerjaan di perusahaan bule tersebut. Sejak bekerja di perusahaan orang bule itu, Suyuti berhenti menjadi penarik becak.

‘’Ketika bekerja di perusahaan milik orang bule itu, saya terus belaajar dengan tekun dan memberi semangat kepada karyawan yang sudah lama bekerja di perusahaan tersebut. Setelah dinilai bisa bekerja, saya pun ditarik sebagai tenaga quality control,’’ ucap pria yang suka warna favoritnya hitam itu mengisahkan perjalanan hidupnya

Namun kerja di perusahaan di Jepara milik orang bule itu tidak berlanjut, karena terjadinya krisis moneter (Krismon) yang melanda perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Akhirnya  Suyuti pun ikut kerja di Jakarta bersama tetangga rumahnya di Jepara.

Setelah menimba pengalaman bekerja di Jakarta, Suyuti pun balik kembali ke Jepara untuk bekerja di perusahaan industri mebel. Ketika bekerja di perusahaan mebel di Jepara itu, Suyuti bertemu jodoh dengan pegawai yang kerja di perusahaan yang sama. Diperusahaan mebel tersebut Suyuti bertugas menjadi mandor atau pengawas, sementara isteri pujaan hatinya sebagai tukang amplas.

Seiring perjalanan waktu dan pengalaman yang didapat selama bekerja di perusahaan industri mebel itu ada dorongan dalam dirinya  ingin membuka usaha sendiri di bidang usaha yang sesuai dengan keterampilan dan pengalamannya di bidang pembuatan mebel. Keinginan buka usaha itu dikarenakan, kata Suyuti, dia mendambakan kehidupan yang lebih baik dan maju.

Keinginan untuk mewujudkan buka usaha sendiri, dia terbentur modal. Namun  niat ingin jadi pengusaha tetap menggelora dalam dirinya. Apalagi keinginan Suyuti untuk mendirikan usaha pembuatan mebel tersebut mendapat dukungan dari pujaan hati yang menjadi teman hidup dalam keadan senang maupun susah membina rumah tangga pasangan muda tersebut. 

Untuk mewujudkan jadi pengusaha mebel itu, Suyuti pun mendirikan peruahaannya yang diberinama  CV Kreasian Antique Furniture.

Bermodalkan kejujuran, Suyuti pun bilang terus terang kepada pedagang kayu, kalau dia sudah tidak menarik becak lagi dan  ingin buka usaha membuat mebel. Tetapi untuk memulai buka usaha mebelnya tidak punya modal untuk beli bahan baku kayu. Dengan sikap yang terus terang itu, alhmaduilliah pengusaha kayu tersebut mengerti dan memahami terkait kesulitan yang dihadapi Suyuti yang ingin memulai bisnis pembuatan mebel.

‘’Pengusaha kayu itu bilang kepada saya, jika produk mebelnya sudah laku terjual jangan lupa untuk mengembalikan uangnya. Alasannya agar perputaran bisnis kayunya tetap jalan dan tidak mengalami kendala,’’ tutur Suyuti.

Usai mendapat kepercayaan dipinjamkan bahan baku kayu oleh pengusaha kayu, Suyuti tidak buang-buang waktu, melainkan tanjap gas untuk memulai bisnis pembuatan mebel yang antik dan unik sesuai nama perusahaan miliknya itu.

Dia berusaha menjaga kepercayaan  orang lain, salah satunya pengusaha kayu yang telah meminjamkan bahan baku kayu dengan sebaik mungkin dan jangan sampai ingkar janji.

Prinsip hidupnya yang seperti itu menjadi pegangan Suyuti dalam menggeluti bisnis yang baru dirintisnya. Perjuangan dalam menjalankan usahanya itu perlahan tapi pasti, akhirnya produk mebelnya pun mulai dilirik buyer. Bahkan buyernya itu pun kebanyakan dari luar negeri, sehingga produk buatan CV Kreasian Antique Furniture diekspor ke negara tujuan ekspor tempat buyer berdomisili.

‘’Akhirnya saya pun bisa membayar utang ke pengusaha kayu itu, setelah mendapat uang dari  hasil penjualan produk mebel. Pengusaha kayu itu percaya atas kejujuran saya,’’ tutur Suyuti.

Suyuti menambahkan,  untuk menjaga kepuasan buyer yang menjadi pelanggan setianya itu, dia selalu menguji  sampel produk mebel yang dibuatnya di intertek, tempat pengujian di Semarang. Pengujian itu dilakukannya sebelum mebel itu diproduksi  secara masal.

‘’Jika sudah dinyatakan lolos dan layak oleh pihak Intertek kalau produk mebel tersebut sudah bisa diproduksi secara massal, baru saya produk secara massal dengan desain yang sudah disepakati pihak buyer. Jika desain itu disetujui, baru digambar kembali dan melakukan pengukuran serta pembuatan kontruksi untuk mebel yang akan dibuatnya,’’ imbuh Suyuti.

Menurut Suyuti, hal itu dilakukan agar buyer merasa puas atas produk mebel yang dibuatnya itu, sehingga buyer pun akan terus memberikan ordernya. Langkah yang ditempuh Suyuti pun membuahkan hasil yang manis, yaitu bertambah order dari pembeli dari luar negeri, seperti dari negara –negara di Eropa, Amerika Serikat dan Uruguay.

Selain melakukan pengujian  sampel di Intertek, Suyuti bekerja sama dengan Buyer besar  yang juga designer furniture untuk menampilkan desain baru setiap tahunnya . Pembuatan produk dengan desain baru itu, dia lakukan setiap enam bulan sekali ( season ) agar customers bias mengikuti tren market yang ada.

Untuk mengikuti market tren setiap tahun buyer CV Kreasian Antique Furniture mengadakan pameran  di beberapa negara pusat dunia seperti Milan dan Paris. Dari hasil pameran itu yang di koleksi mereka pun akan diorderkan dan di produksi di CV Kreasian Antique Furniture.

Dia  menambahkan dengan straegi bisnis yang dijalankan itu ternyata mendapat sambutan dari para buyer yang datang ke tempat pameran itu.

Adapun untuk ekspor produk mebel buatannya itu untuk pasar ke Amerika  Serikat, biasanya dikirim oleh buyer yang ada di Eropa yang sudah lama menjadi mitra bisnisnya. (Lili)

banner 468x60

Author: 

Related Posts